Jumat, 07 Maret 2014

Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Investasi?

Sok tahu! Sok pintar! Mungkin itulah yang dikatakankepada orang awam yang mencoba mengkritisi pendapat pakar.

“Sok tahu lo!”

“Emang pendidikan elo apa? Dia khan...., sementara elo?

Tapi begitulah untungnya jadi orang awam. Sebab orang awam itu tidak adabedanya dengan ucapan seorang anak kecil yang cenderung lugu.

Bagaimana kita menanggapi ucapan anak kecil yang lugu? Mungkin kita akantertawa dengan kepolosan dan kespontanannya. Kita akan tertawa karenakesalahannya dalam penggunaan kata.

Tapi, jika ada kata-katanya yang benar dan penuh makna, kita akan tercenung,berpikir dan mengambilnya sebagai pelajaran.

Kemungkinan yang kedua inilah yang saya harapkan. Para pembaca akan merenung,berpikir dan mengambil pelajaran.

Kemarin Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakanbahwa hal yang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi adalah investasi dibidang ekonomi dan kesehatan. lihathttp://www.berita99.com/ekonomi/uang/7252/indonesia-barometer-pertumbuhan-ekonomi-asia

Jika yang dimaksud investasi di sini adalah pendidikan dan kesehatan merupakaninvestasi masa depan bangsa, maka saya setuju.
Tapi jika yang dimaksud dengan investasi adalah mengundang para investor asinguntuk menanamkan investasinya di bidang pendidikan dan kesehatan, maka iniperlu dikritisi.

Penanaman investasi asing di Indonesia, itu sama saja Indonesia berhutang padapihak asing. Hutang pada pihak asing sama saja hutang dengan mata uang dollar.Karena biasanya seperti itu.

Akibat berhutang dalam bentuk dollar, maka kebutuhan terhadap dollar punmeningkat pada waktu jatuh tempo pembayaran hutang. Terlebih pembayaran hutangtidak hanya uang pokoknya saja, tapi disertai bunganya. Itu berarti kebutuhanterhadap dollar semakin besar.

Ketika kebutuhan terhadap dollar tinggi, maka nilai dollar menjadi tinggi dannilai rupiah menjadi anjlok. Ketika nilai rupiah anjlok, maka harga-hargamenjadi naik. Ingat pengalaman di saat Krisis Moneter menyerang bangsaIndonesia. Harga krupuk saja bisa naik 100%. Padahal krupuk tidak mengandungbahan atau unsur impor yang harganya tinggi karena dibayar dalam mata uangdollar. Bagaimana harga barang yang mengandung unsur impor?

Jika semua harga barang-barang naik, otomatis daya beli masyarakat menurun.Apakah ini bisa dikatakan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi?

Ngomong-ngomong tentang pertumbuhan ekonomi, memberantas para penimbun termasukcara praktis yang perlu diambil. Hilangnya para penimbun, otomatis sirkulasiperedaran barang menjadi lancar. Otomatis harga barang juga akan kembalinormal. Harga bawang dan cabai akan menjadi normal, jika pemerintah gencarmemberantas para penimbun.



TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar