Senin, 17 Februari 2014

MENULIS BERANGKAT DARI 3 KATA (Lagi)

MENULIS BERANGKAT DARI 3 KATA (Lagi)

Kata yang dipilih hari ini adalah

Wastafel, daun pepaya dan motor trail

1. Wastafel (belum lihat Kamus B. Indonesia) keluarga Darsono saat ini sedang bocor. Setiap orang yang cuci tangan di sana, air selalu menetes ke bawah. Memang jika air yang digunakan hanya sedikit, maka air yang menetes juga tidak terlalu banyak. Tapi lain halnya jika, ibu Darsono sedang mencuci beras di wastafel itu. Atau manakala ibu Darsono sedang mencuci daun pepaya yang akan dimasak. Sebab untuk mendapatkan beras dan daun pepaya yang bersih, air yang digunakan juga otomatis harus lebih banyak.

Kalau sudah seperti ini, Dini terkadang juga ikut turun tangan untuk mengeringkan lantai yang basah karena tetesan air dari wastafel. Dini yang sudah pusing dan lelah karena tugas-tugas dari kampus, akan bertambah pusing dan lelah bila menghadapi masalah ini. Bagaimana tidak, radius lantai yang tergenang cukup luas. Bila ini sudah terjadi, Dini terkadang agak kesal. Dia akan bertambah kesal, ketika motor trail adiknya, Dani datang dengan suara meraung-raung. Maklum Dani masih duduk di bangku SLTA. Membunyikan motor trailnya hingga meraung-raung merupakan kesenangan sendiri.

2. Bu Patmi adalah pembantu di rumah bu Ratih. Karena bu Patmi sudah lama ikut bu Ratih, maka hampir semua masakan yang dikuasai bu Ratih, juga dikuasai bu Patmi. Membuat sayuran botok misalnya. Bu Patmi sudah bisa membuat botok daun pepaya.

Bila bu Patmi sudah masak botok daun pepaya, hampir seluruh anggota keluarga bu Ratih makan dengan lahap. Pak Saladin suami bu Ratih yang paling lahap menyantap masakan bu Patmi. Bila sudah makan botok, pak Saladin tidak makan dengan menggunakan sendok dan garpu. Dia memanfaatkan kelima jarinya untuk menyuap makanan. Bila sudah seperti ini, terkadang pak Saladin lupa mencuci tangannya. Dia langsung menuju ruang tamu untuk merokok dan bukannya menuju wastafel.

Karena masakannya yang lezat ini, wajar kalau bu Patmi memperoleh gaji yang cukup besar.

Pada suatu ketika, Adi anak pak Saladin yang baru duduk di kelas 4 SD datang menghampiri bu Patmi yang sedang menghitung lembaran uang gajiannya. “Uang sebanyak itu, mau dibelikan apa mbok?” tanya Adi polos

Bu Patmi menjawab, “Buat beli motor trail.”

“Buat beli motor trail?” tanya bu Ratih yang kaget mendengar jawaban mboknya yang sudah berusia 50 tahun itu.

“Ya, nyonya. Itu Paijo di kampung minta dibeliin motor trail. Dia malu pada teman-temannya yang sudah mempunyai motor. Itulah sebabnya dia minta dibeliin motor trail. Biar lebih gaya katanya, nyah!”

Bu Ratih yang mendengar jawaban bu Patmi ini hanya tersenyum saja.

3. Pernahkah Anda membaca novel karya mas Fahri Asiza, serial Ray? Ray adalah seorang pemuda yang masih bersekolah di SLTA. Dia seorang pemuda shalih dan juga piawai mengendarai motor. Bagaimana jadinya, kalau Ray ikut pertandingan balap motor dengan menggunakan motor trail? Mungkin ceritanya akan menjadi heboh. Lalu bagaimana jadinya jika Ray hobi makan daun pepaya, agar dia dapat menjaga tubuhnya dari serangan nyamuk? Sebab katanya, jika seseorang gemar mengkonsumsi daun pepaya atau sayuran pare, maka dia akan terhindar dari penyakit-penyakit akibat gigitan nyamuk. Karena katanya, nyamuk tidak menyukai darah yang pahit. Mengapa Ray menjadi gemar mengkonsumsi daun pepaya? Karena akhir-akhir ini, Ray gemar mengadakan tahajud bersama teman-temannya di masjid alias mabit. Otomatis mereka semua harus bermalam di masjid. Mulai saat itulah, Ray gemar mengkonsumsi daun pepaya. Karena biasanya yang ikut bermalam dengan mereka adalah kawanan nyamuk entah dari desa mana.

Mungkin mas Fahri Asiza dapat menggambarkan bangkitnya semangat Ray setelah kalah pada pertandingan putaran pertama dengan ilustrasi Ray mencuci muka di sebuah wastafel. Di sinilah rasa segar memenuhi rongga dada Ray dan hal ini memacu semangatnya untuk memenangkan putran kedua balap motor.




TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
 

TULISAN MENGALIR DAN IMAJINATIF BERASAL DARI 3 KATA




Pada hari Ahad (23/11-2008) kemarin, kami FLP DKI mengadakan sebuah pertemuan. Saat itu kami membahas tentang belajar menulis berangkat dari 3 kata.

Menulis berangkat dari 3 kata yang dipilih secara acak adalah membuat sebuah tulisan yang mengandung 3 kata tersebut. Bagaimana caranya agar hadir sebuah tulisan yang mengandung 3 kata pilihan, walau terlihat 3 kata itu tidak ada hubungannya. Bagaimana caranya kita dapat membuat tulisan dengan mengusahakan menghubungkan 3 kata itu.

Setelah penjelasan singkat usai, kami diminta untuk membuat sebuah tulisan dengan 3 kata pilihan. Pada saat itu 3 kata pilihannya adalah Traktor, anak bayi dan kacang kulit.

Melihat 3 kata pilihan ini, saya sempat bingung. Bagaimana caranya menghubungkan ketiga kata ini hingga menjadi sebuah tulisan. Mungkin teman-teman saya pun demikian. Bagaimana dengan para pembaca? Apakah Anda juga bingung membuat sebuah tulisan dengan menghadirkan kata traktor, anak bayi dan kacang kulit?

Kami diberi waktu sekitar ½ jam membuat tulisan itu. Apa yang terjadi? Bagaimana hasil tulisan mereka? Benarkah hasil tulisan mereka berantakan sebagaimana kebingungan mereka ketika menerima instruksi membuat tulisan berangkat dari 3 kata pilihan?

Ternyata tidak. Begitu waktu ½ jam berlalu, masing-masing kami diminta membaca hasil karyanya. Hasil tulisan mereka begitu mengalir dan imajinatif.

Diantara mereka ada yang menghasilkan sebuah tulisan yang bernada sedih, tulisan yang bernada optimistis dan ada pula yang menghadirkan sebuah tulisan yang menegangkan.

Tulisan yang bernada optimis di sini menceritakan seorang ayah yang mengharapkan agar anaknya tidak seperti dirinya. Di dalam cerita ini terdapat kata traktor, anak bayi dan kacang kulit.

Tulisan yang menegangkan disini menceritakan seorang tukang kacang kulit yang hampir tertabrak traktor tanpa supir dan tiba-tiba seorang anak bayi muncul menghentikan traktor itu. Para pembaca tahu, siapa anak bayi itu? Si empu cerita mengatakan ternyata anak bayi itu adalah bayi hasil pernikahan antara Superman dan Wonder Woman.

Coba pembaca nilai sendiri! Imajinatif bukan?

Isi kepala kita berbeda-beda. Perbendaharaan diksi dan kosakata kita juga demikian. Walhasil tulisan yang dihasilkan juga berbeda-beda. Ada yang menggambarkan traktor untuk membajak sawah, traktor yang meratakan tanah di sebuah proyek, ada yang mengartikan traktor yang berjalan di jalan raya (mungkin maksud penulis mesin giling).

Interpretasi orang terhadap kacang kulit juga berbeda-beda. Ada yang memang kacang kulit dalam arti yang sebenarnya. Ada yang menggunakan kata kacang kulit sebagai sebuah pengandaian. Untuk pengandaian ini, seorang teman menggambarkan bahwa kulit anak bayinya kasar, sekasar kacang kulit. Ada pula yang menggunakan kata kacang kulit dalam arti yang tidak sebenarnya. Untuk kali ini, saya menggunakan kata kacang kulit dengan ungkapan peniti berbentuk kacang kulit melekat pada kain anak bayi yang ditemukan Paijo.

Demikian pula penggunakan kata anak bayi. Kondisi anak bayi ada yang digambarkan baru lahir, ada pula yang meninggal dan ada pula anak bayi yang hilang. Dengan melihat ketiga kondisi ini, bukankah dapat hadir 3 tulisan?

TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH

IDE PENULISAN DAPAT BERASAL DARI 3 KATA



Menulis dengan berangkat dari 3 kata dapat memunculkan sebuah ide penulisan. Betapa tidak? Kita ’dipaksa’ untuk membuat sebuah tulisan dengan menghadirkan 3 kata yang kelihatannya tidak berhubungan. Otak kita berputar mencoba memikirkan bagaimana agar 3 kata pilihan dapat berhubungan.

Di sinilah proses imajinatif dan kreatif berlangsung. Di sinilah semua pengetahuan, pengalaman, kekesalan, kesedihan dan kegembiraan kita yang berhubungan dengan ketiga kata pilihan itu berperan.

Jika kita pernah mempunyai pengalaman sedih atau pernah membaca sebuah cerita sedih terkait dengan ke-3 kata pilihan itu, maka tulisan yang dihasilkan juga tulisan mengenai cerita sedih. Begitu seterusnya.

Secara pribadi, saya pernah mendapat ide penulisan setelah menerapkan metode ini. Waktu itu, kata pilihannya adalah Harakiri, tulisan dan bokek. Ketiga pilihan ini terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menulis berangkat dari 3 kata pilihan, sesungguhnya dapat dijadikan metode seseorang untuk memancing munculnya sebuah ide penulisan. Oleh karenanya, ide penulisan tidak perlu ditunggu. Cobalah pancing munculnya ide penulisan dengan metode memilih 3 kata secara acak.

Saya tidak tahu, apakah metode ini dapat menjadi suatu cara apabila tulisan kita sedang mandeg, terhenti di tengah jalan. Apakah metode ini dapat digunakan ketika kita bingung untuk melanjutkan sebuah tulisan yang sebenarnya belum usai.

Cobalah para pembaca pilih 3 kata secara acak! Para pembaca tidak perlu khawatir untuk memilih 3 kata yang kelihatannya tidak berhubungan. Sebab otak kita yang berisi pengetahuan, pengalaman, kekesalan, kesedihan dan kegembiraan akan membantu kita untuk menghasilkan sebuah tulisan. Cobalah! Saya juga akan terus berlatih menggunakan metode ini. Sebab saya berharap dengan seringnya berlatih menggunakan metode ini, tulisan saya dapat mengalir, lebih mengalir dan lebih lebih mengalir lagi.

Oh ya, ada yang tertinggal. Ternyata metode ini dapat memunculkan ide penulisan untuk tulisan cerpen, novel dan puisi. Dalam pertemuan FLP DKI kemarin, tulisan yang banyak dihasilkan adalah cerpen, tapi ternyata ada seorang teman yang menghasilkan sebuah puisi yang berangkat dari kata Traktor, anak bayi dan kacang kulit.

Saya sendiri pernah membuat sebuah tulisan non fiksi yang berangkat dari 3 kata pilihan.

Mari mencoba!



TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH

MENULIS BERANGKAT DARI 3 KATA (LAGI DAN LAGI)

MENULIS BERANGKAT DARI 3 KATA (LAGI DAN LAGI)

3 kata yang terpilih

Cermin, motor dan ember

1. Tidak seperti di perkotaan, bila mencuci dengan mesin cuci, menggunakan papan penggilasan dan dilakukan di kamar mandi. Paling tidak, masyarakat perkotaan mencuci di MCK (Mandi, Cuci dan Kakus). Bagi masyarakat perkotaan yang tidak mempunyai kamar mandi, mereka biasanya menyewa MCK. Sedangkan di pedesaan tidak seperti itu.

Masyarakat pedesaan biasa mencuci di sungai dan batu besar dijadikan papan penggilasannya. Bahkan batu besar itu bisa menjadi dwi fungsi. Selain papan penggilasan, batu besar dijadikan pula sebagai tempat jemuran.

Pagi itu, Surti berangkat ke sungai. Dia membawa ember berisikan pakaian kotor yang akan dicucinya. Dengan hanya berbungkuskan kain panjang, Surti mulai mencuci satu persatu pakaian kotor itu. Mulai dari pakaian dirinya, bapak, emak dan adiknya. Surti memang biasa melakukan hal ini. Ayah dan ibunya biasa pergi ke sawah hingga tengah hari. Sedangkan adiknya yang masih kecil sudah mulai bersekolah. Sehingga Surti lah yang mau tidak mau harus mencuci semua pakaian anggota keluarganya.

Terkadang bila Surti merasa kelelahan, untuk menghibur dirinya, dia suka menjadi air sungai sebagai cermin wajahnya yang cantik. Dengan senyum mengembang, dia hadapkan wajahnya ke air sungai yang sedang mengalir. Di sanalah terlihat kecantikan wajah dari Surti. Sudah banyak pemuda desa yang berupaya mendekatinya.

Ratno salah satunya. Pemuda anak pak lurah ini biasa menemui Surti. Dengan gayanya yang tengil, dia menemui Surti sambil membangga-banggakan sepeda motornya. Dia ingin memikat Surti dengan kekayaan orang tuanya.

Bagi Surti, Ratno bukan tipenya. Dia suka pemuda yang sederhana, pekerja keras dan tampil adanya. Mau tahu lanjutan cerita ini? Silahkan diteruskan.

2. Allahumma Ahsin khuluqî kamâ Ahsanta khalqî, begitu ucap Sanjaya di depan cermin. Dia mulai menyisir rambutnya hingga rapi dengan menggunakan sisir kesayangannya. Sisir berwarna biru itu selalu dia bawa kemana saja dia pergi. Maklum sebagai seorang biker (pengendara motor), dia harus selalu menyisir rambutnya. Kepala yang selama di dalam perjalanan selalu tertutup helm, akan mengakibatkan rambut menjadi berantakan, ketika helm dibuka. Pada saat itulah, para pengendara motor biasanya membutuhkan sisir. Termasuk Sanjaya dalam hal ini.

Sanjaya bukan saja sosok yang selalu rapi dan bersih dalam penampilan dirinya. Dia juga termasuk orang yang selalu memperhatikan kondisi motornya. Setiap pagi sebelum berangkat kuliah, Sanjaya biasa membawa sebuah ember berisi air sabun. Dia ‘mandikan’ motor itu hingga berubah menjadi kinclong.

3. Sejak mempunyai motor, biaya transportasi Ujang pergi ke sekolah menjadi berkurang. Kakaknya lah yang memberikan motor itu. Walau motor itu bukan motor baru, namun Ujang amat senang. Dia dapat pergi kemana saja yang diinginkannya. Dia juga dapat pulang kapan saja yang diinginkannya. Karena dengan motor, semuanya nampak menjadi praktis.

Bila Ujang ingin berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor, dia menatap ke cermin spion motornya. Untuk memastikan apakah penampilannya sudah ok atau belum. Bila sudah ok, dia segera memastikan letak spion motornya. Apakah dia dapat melihat dengan leluasa kendaraan yang datang dari arah kanan dan yang berasal dari arah kiri?

Walau Ujang tipe anak muda yang suka jalan-jalan dengan motor, dia bukan pemuda yang suka ugal-ugalan di jalan. Dia tidak suka mengebut di jalan. Begitu lampu merah menunjukkan warna merah, dia segera menghentikan motornya. Bila ingin berbelok, dia segera menyalakan lampu sennya. Ujang juga selalu menjaga jarak motornya dengan kendaraan yang berada di depannya. Bukan itu saja, motornya hampir selalu tampil kinclong.

Setiap hendak berangkat atau pulang dari sekolah, Ujang selalu mencuci motornya dengan se-ember air sabun. Tidak salah bila Ujang diberi amanah sebuah motor. Dia dapat memperlakukan motornya dengan apik. 




TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
 

MENULIS BERANGKAT DARI 3 KATA (EDISI KESEKIAN)

MENULIS BERANGKAT DARI 3 KATA (EDISI KESEKIAN)

Kata yang dipilih saat ini;

Januari, stop watch dan sticker

1. “Januari, Februari, Maret,” kata Saski menghitung. “Berarti bulan Maret, Saski akan mempunyai adik, iya ya Ma?” tanya putri sulung pasangan Amir dan Hamasah.

“Ya dik. Khan sekarang usia kandungan ibu baru enam bulan. Kalau usia kandungkan ibu sampai 9 bulan, berarti adiknya Saski baru akan lahir pada bulan Maret,” jelas Hamasah pada putrinya.

“Oh gitu ya Ma? Kalo laki-laki kasih nama siapa ya?” tanya Saski sambil melekatkan sebuah sticker ke buku tulisnya.

“Bagaimana kalo putra?” tanya balik Mamanya

“Kalo perempuan berarti namanya putri ya Ma?

Saski berjalan menuju ke kamarnya. Di wajahnya tersungging sebuah senyuman. Dia berjalan dengan riangnya, meliuk ke kanan dan ke kiri sambil menggumam sebuah nyanyian.

Tiba-tiba. “Aduuuh, kaki Saski sakit.”

“Kenapa nak?”

“Saski jatuh Ma?”

“Kok bisa jatuh sih? Kamu nggak lihat jalan?”

“Nggak Ma. Saski menginjak ini nih Ma.”

“Nginjak apa sih?”

Saski berlari menghampiri ibunya dan segera menyerahkan suatu bundar kepada ibunya. “Ooooh ini namanya stop watch, Saski.”

“Stop watch itu apa sih Ma?”

“Stop watch itu alat yang biasa digunakan ketika pertandingan balap lari. Pada menit ke berapa pelari A sampai di garis finisih? Itulah diantaranya kegunaan dari stop watch.




TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH