Jumat, 07 Maret 2014

Cermin Buat Calon Pemimpin Bangsa





"Saya memutuskan membebaskan pers untuk mengoreksi diri saya sebagai presiden. Sebab, saya tak mampu mengoreksi diri saya sendiri," kata Habibie dalam acara bertajuk 'Serial I Dialog Demokrasi dan Peradaban Internasional' di Jakarta, Kamis (11/4) malam.

Pers dinilai mantan Menristek ini, lebih obyektif dibandingkan dirinya sendiri. Dan pers dianggap perlu sebagai kontrol berjalannya pemerintahan. Apakah pemerintahan sudah berjalan dengan baik atau tidak.
 

Suatu pendidikan politik yang luar biasa. Negara adalah pelaksana pemerintahan. Institusi ini berkewajiban menciptakan rasa aman. Baik aman dari sisi jiwa, harta maupun kehormatan. Bahkan negara berkewajiban menciptakan rasa aman dari sisi keyakinan rakyatnya. Agar rakyatnya tidak terjerumus pada hal-hal tahayul, mistik dan ajaran-ajaran sesat lainnya.

Negara juga dituntut untuk menyediakan sarana pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan. Juga dituntut untuk menciptakan keadilan bagi seluruh lapisan rakyatnya.

Sementara rakyat yang merasa dianak tirikan dalam memperoleh sarana kesehatan, dia bisa menegur, protes pada negara. Rakyat yang merasa didzalimi, haknya diambil, dijatuhi hukuman walau tidak bersalah, dia dapat menuntut negara.

Rakyat yang merasa keamanan dirinya terancam, dia bisa meminta perlindungan pada negara. Rakyat yang merasa keamanan terhadap hartanya sudah tidak kondusif, karena kerap dijarah, dicuri, maka dia dapat meminta perlindungan pada negara. Karena itu memang tugas negara.

Harga-harga yang terus mencekik leher, rakyat dapat menanyakan pada negara. Karena negara yang berwenang untuk menjawabnya serta tentunya yang berwenang untuk mengatasinya.

Banjir yang terus melanda ibu kota. Banjir yang terus datang tiap tahunnya. Sehingga orang tidak saja menikmati musim mangga, musim rambutan, musim duku, musim durian. Mereka juga ‘menikmati’ musim banjir. Rakyat juga dapat menanyakan hal ini pada negara.

Kemacetan yang terjadi setiap hari di ibu kota. Kesemrawutan jalan-jalan ibu kota, juga dapat rakyat tanyakan pada negara.

Begitulah mekanismenya. Negara sebagai pelaksana dan rakyat yang mengawasi pelaksanaan tugas negara, sekaligus menuntut hak sebagai rakyat.

Rakyat bisa secara langsung menegur dan mengkritik negara. Jika dia seorang wartawan, dia bisa menyampaikan teguran itu melalui tulisan. Tuntutan rakyat dapat juga disampaikan lewat partai politik. Bahkan kini ada LSM-LSM yang juga turut menegur negara.

Jadi tidak cukup ungkapan presiden John F. Kennedy yang disosialisasikan kepada rakyat. Karena mantan presiden AS ini hanya mengatakan, “Jangan kau tanyakan apa yang telah diberikan negara terhadap rakyat. Tapi tanyakan apa yang rakyat telah berikan kepada negara.” Sementara itu, Kennedy tidak mengatakan hal sebaliknya.

Sebagai rakyat, kita pun berhak untuk mengatakan, “Jangan tanyakan apa yang rakyat telah berikan pada negara. Tapi tanyakan apa yang negara telah berikan kepada rakyat.”

Selain pendidikan politik, Habibie juga mengajarkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap. Habibie menyadarkan kita semua bahwa seorang pemimpin bangsa itu, sebesar apa pun kekuasaannya, dia tetaplah manusia. Dia punya kekurangan dan terkadang melakukan kesalahan.

Oleh karenanya, Habibie berkata, "Saya memutuskan membebaskan pers untuk mengoreksi diri saya sebagai presiden. Sebab, saya tak mampu mengoreksi diri saya sendiri,"

Itu pula yang dikatakan Abu Bakar Ash-Shiddieq ra. Ketika diangkat menjadi khalifah, ayahnya Aisyah ra ini menyampaikan pidato politiknya yang pertama, “Saya dipilih bukan karena yang terbaik. Oleh karenanya, jika saya melakukan penyimpangan, maka luruskanlah. Jika saya melakukan kebaikan, maka dukunglah saya.”

Khalifah Harun Ar-Rasyid pun juga melakukan hal yang sama. Dalam sejarah tercatat, dia kerap meminta nasihat para ulama. Salah satunya dalam peristiwa di bawah ini.

Suatu ketika Ibnus Samak bertemu dengan khalifah Harun Ar-Rasyid. Khalifah berkata padanya, “Berilah nasihat pada saya.” Pada saat itu, di tangan khalifah terdapat segelas air. Ibnu As-Samak berkata, “Wahai Amirul Mu’minin! Jika minuman itu tidak ada padamu, apakah engkau bersedia menebusnya dengan semua harta milikmu?” Khalifah menjawab, “Ya benar.” Ibnu As-Samak kembali bertanya, “Wahai Amirul Mu’min! Jika engkau telah minum air ini, namun engkau dilarang untuk keluar (untuk buang air), apakah engkau bersedia menebusnya dengan semua harta milikmu?” Khalifah Harun Ar-Rasyid menjawab, “Ya saya bersedia.” Ibnu As-Samak berkata padanya, “Harta itu tidak ada nilainya sama sekali. Dia tidak sebanding dengan air minum dan buang air.” (Al-Mustathraf/ juz 2/293)

Khalifah Harun Ar-Rasyid meminta nasihat. Meminta nasihat  bukan merupakan perbuatan yang hina atau merendahkan diri. Bahkan itu merupakan perbuatan yang terpuji. Bukanllah Allah berfirman, “Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran  dan saling menasehati untuk bersabar.” (QS Al-Ashr (103))

Dalam ayat di atas dikatakan ‘saling menasehati’. Seorang ulama tidak saja memberi nasehat, tapi dia juga perlu meminta nasihat. Karena perbuatan meminta nasihat bukan perbuatan yang hina. Tapi merupakan perbuatan yang mulia.

Harun Ar-Rasyid adalah seorang khalifah. Namun dia tidak malu untuk meminta nasihat. 

Semoga hal ini menjadi cermin untuk para pemimpin bangsa dan calon para pemimpin bangsa.


TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar