Rabu, 28 Desember 2011

CERITA TENTANG PEMBUNUH

Diriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau berkata kepada para sahabatnya,

“Sebelum kalian hidup, ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 (sembilan puluh sembilan) orang lalu ia berniat untuk bertaubat. Kemudian ia bertanya perihal orang yang bisa menunjukkan cara bertaubat dan ia dianjurkan untuk menemui seorang agamawan. Ia lalu beranjak menemuinya dan bertanya padanya dengan mengatakan, ‘Aku telah membunuh 99 (sembilan puluh sembilan) orang, apakah aku masih bisa bertaubat?’ Agamawan tersebut mengatakan, ‘Tidak.’ Lelaki itu lalu membunuh agamawan tersebut dan menyempurnakan korbannya menjadi 100 (seratus) orang. Kemudian ia kembali bertanya kepada banyak orang akan seseorang yang lebih berpengalaman dan memiliki ilmu pengetahuan. Mereka menyuruhnya menemui seorang ahli ilmu. Lalu ia bergegas menemuinya dan mengatakan padanya, ‘Aku telah membunuh 100 (seratus) orang, apakah aku memiliki kesempatan untuk bertaubat?’ Dijawab oleh ahli ilmu itu, ‘Tentu! Tidak ada yang bisa menghalangimu untuk bertaubat! Pergilah ke suatu negeri. Di sana kau bisa menemui orang-orang yang menyembah Allah dan sembahlah Allah bersama mereka. Jangan kembali ke negerimu karena negerimu sudah penuh dengan keburukan.’ Lelaki tersebut lalu mengikuti saran yang diberikan. Ia pun beranjak menuju suatu negeri yang ditunjukkan agar ia bisa menyembah Allah bersama orang-orang yang shaleh. Namun di tengah perjalanan, datanglah malaikat maut dan mencabut nyawanya. Kemudian datanglah malaikat untuk menghitung segala amal perbuatannya dan mereka berbeda pendapat akan perihal dirinya. Malaikat Rahmah berpendapat bahwa lelaki tersebut sudah akan bertaubat dan menemui Allah. Sedangkan Malaikat Azab berpendapat bahwa lelaki itu belum sempurna melakukan kebaikan yang ingin dicapainya. Lalu datanglah seorang malaikat dalam sosok manusia dan menjadi penengah antara keduanya dengan mengatakan, ‘Ukurlah jarak antara negeri yang ditinggalkan dan negeri yang ditujunya! Mana yang paling dekat, maka itulah bagiannya!’ Lalu Allah memerintahkan jalan kemaksiatan untuk menjauh dan jalan menuju tempat taubat semakin mendekat. Diukurlah jarak antara dua negeri dan didapati bahwa jarak menuju negeri untuk bertaubat lebih dekat sedikit dan akhirnya lelaki tersebut pun mendapatkan pengampunan-Nya.’” (al-Hadits)
Sumber; Muhammad, Sosok Nabi Penuh Cinta - Muhammad Majidi Marjan

SABDA RASUL TENTANG IBU YANG MEMELUK IBUNYA

Pada suatu waktu, Rasulullah duduk bersama para sahabatnya. Di kala mereka melihat seorang ibu memeluk anaknya di dadanya dengan penuh kerinduan dan kasih sayang, Rasulullah Saw. berkata kepada para sahabatnya, “Apakah menurut kalian ibu tersebut akan tega menceburkan anaknya ke dalam kobaran api?” Para sahabatnya lalu menjawab, “Tentu tidak akan pernah, wahai Rasulullah!’ Rasulullah lalu berkata, “Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada semua hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu itu kepada anaknya.”
sumber Muhammad, Sosok Nabi Penuh Cinta - Muhammad Majidi Marjan

Nubuat Rasulullah SAW yang Berkaitan dengan Tempat Binasanya Pemimpin-Pemimpin Quraiys pada Saat Peperangan Badar

Nubuat Rasulullah SAW yang Berkaitan dengan Tempat Binasanya Pemimpin-Pemimpin Quraiys pada Saat Peperangan Badar

Abu Ya’la meriwayatkan dalam Musnad-nya, ia berkata, “Hudbah menyampaikan kepada kami, ia berkata Hamad menyampaikan kepada kami dari Tsabit dari Anas bahwa ketika Nabi SAW sampai di Badar beliau beliau menunjuk dengan tangannya, menunjuk ke arah tanah seraya bersabda, ‘Ini adalah tempat binasanya Fulan’13 Demi Allah, tidak ada satu orangpun dari mereka yang meleset dari tempat binasanya.’”

Takhrij Hadits
Hadits ini diriwayatkan dari Rasulullah SAW oleh dua orang sahabat, yaitu Anas bin Malik dan Umar bin Khattab radhiyallaahu ‘anhumaa. Hadits Anas ra., diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahiih-nya, Kitaab al-Jihaad wa as-sair 30, Bab Ghazwah badr 3/1403 (hadits 1779) dengan redaksi yang serupa dalam sebuah hadits yang panjang.

Juga diriwayatkan Abu Ya’la dalam Musnad-nya 6/69 (hadits 3322) dengan redaksinya sendiri. Al-Haitsami berkata, “Para perawinya adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits shahih.” Majma’ az-Zawaa-id 6/80.

Sedangkan hadits Umar bin Khattab ra. juga diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahiih-nya, Kitaab al-Jannah wa shifah Nabi SAW ’iimihaa wa ahlihaa 17 – Bab ‘Ardh maq’ad al-mayyit min al-jannah aw an-naar ‘alaihi wa itsbaat ‘adzaab al-qabri wa at-ta’awwudz minhu 4/2202 (hadits 2873) dengan redaksi yang serupa dalam sebuah hadits yang sangat panjang.

Terbuktinya Nubuat
Rasulullah SAW benar. Kedua nubuat beliau yang terdapat dalam hadits tersebut telah terbukti. Yang pertama adalah mengenai gugurnya para pemimpin Quraisy, yang kedua adalah tempat terbunuhnya mereka. Mereka terbunuh pada tempat-tempat yang telah ditunjuk oleh Rasulullah SAW, tidak meleset sedikitpun. Perang Badar Kubra terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah.14
Sumber: 188 Nubuat ar-Rasul – Maa Tahaqaqa Minha wa Maa Yatahaqqa, karya Muhammad Waliyullah an-Nadwi

ASBABUN NUZUL SURAT AL-KAAFIRUUN


''Katakanlah (Muhammad),'Wahai orang-orang kafir (al-Kaafiruun:1)

Sebab turunnya ayat
Imam ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Quraisy mengiming-imingi Rasulullah dengan harta berlimpah sehingga menjadi orang terkaya di Mekah serta memberinya wanita mana saja yang beliau inginkan. Mereka berkata, "Semua ini untukmu wahai Muhammad, asalkan engkau berhenti menghina tuhan-tuhan kami dan berhenti mengucapkan kata-kata buruk terhadap mereka. Tetapi jika engkau keberatan, bagaimana apabila engkau menyembah tuhan kami selama satu tahun saja." Mendengar tawaran orang-orang Quraisy itu, Rasulullah lalu menjawab, "Saya akan menunggu hingga Allah memberikan jawabannya." Allah lalu menurunkan ayat, "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai orang- orang kafir!,"' dan juga menurunkan ayat, "Katakanlah (Muhammad),'Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang bodoh?'"(az-Zumar 64)

Abdurrazzaq meriwayatkan dari Wahab yang berkata, "Orang- orang Quraisy berkata kepada Rasulullah, 'Bersediakah engkau mengikuti agama kami setahun dan kami juga akan mengikuti agamamu setahun? ' Allah lalu menurunkan ayat-ayat dalam surah ini secara keseluruhan."

Ibnul Mundzir meriwayatkan hal senada dari Ibnu Juraij. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Mina yang berkata, "Suatu hari, Walid ibnul-Mughirah, al-Ash bin Wa'il, al-Aswad ibnul- Muththalib, dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah. Mereka lalu berkata, 'Wahai Muhammad, mari menyembah Tuhan yang kami sembah dan sebagai balasannya kami juga akan menyembah Tuhan yang engkau sembah. Selanjutnya, kami juga akan mengikut sertakan engkau dalam seluruh urusan kami ' Allah lalu menurunkan ayat ini."

Sumber; Sebab Turunnya Ayat Al-Quran, Jalaluddin As-Suyuthi 
sumber image; http://gramediaonline.com/moreinfo.cfm?Product_ID=689847&CFID=20743988&CFTOKEN=15576820

ASBABUN NUZUL SURAT AL-IKHLAS


"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa." ( al-Ikhlaas:1 )
Sebab turunnya ayat
Imam at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Abu Aliyah dari Ubai bin Ka'ab bahwa suatu ketika orang-orang musyrik berkata kepada Rasulullah,
"Gambarkanlah kepada kami bagaimana Tuhan engkau?" Allah lalu menurunkan ayat ini hingga akhir surah. Imam ath-Thabrani dan Ibnu Jarir meriwayatkan riwayat senada dari Jabir bin Abdillah. Dengan riwayat ini, sebagian pihak berdalil bahwa surah ini adalah Makkiyyah. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa suatu ketika sekelompok Yahudi datang kepada Nabi saw.. Di antara rombongan tersebut terdapat Ka'ab bin Asyraf dan Huyay bin Akhthab. Mereka lalu berkata, "Wahai Muhammad, gambarkanlah kepada kami ciri-ciri dari Tuhan yang mengutus engkau itu?!" Allah lalu menurunkan ayat ini hingga akhir surah.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, demikian pula Ibnul Mundzir dari Said bin Jabir riwayat yang mirip dengan di atas. Dengan riwayat ini, sebagian pihak berdalil bahwa surah ini adalah Madaniyyah.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Aliyah yang berkata, "Qatadah berkata, 'Sesungguhnya pasukan koalisi (kaum kafir) pernah berkata kepada Nabi saw., 'Gambarkanlah kepada kami bagaimana Tuhan engkau itu?' Jibril lalu turun dengan membawa surah ini."

Jadi, inilah yang dimaksud dengan "orang-orang musyrik" seperti yang disebut dalam riwayat Ubai bin Ka'ab. Oleh sebab itu, jelaslah bahwa surah ini adalah Madaniyyah, sebagaimana yang juga ditunjukkan oleh hadits Ibnu Abbas. Dengan demikian, kontradiksi antara kedua hadits di atas telah dapat diatasi.

Tetapi, Abusy Syaikh meriwayatkan dalam kitab al-'Azhamah dari Aban dari Anas yang berkata, "Suatu ketika, orang-orang Yahudi Khaibar datang kepada Rasulullah dan berkata, 'Wahai Abal Qasim, Allah telah menciptakan para malaikat dari cahaya tirai-Nya, Adam dari tanah liat yang diberi bentuk, Iblis dari kobaran api, langit dari awan, dan bumi dari buih air. Oleh karena itu, beritahukanlah kepada kami bagaimana hakikat Tuhanmu itu?' Rasulullah belum menjawab pertanyaan tersebut hingga Jibril datang dengan membawa surah ini .
Sumber; Sebab Turunnya Ayat Al-Quran, Jalaluddin As-Suyuthi 
sumber image; http://gramediaonline.com/moreinfo.cfm?Product_ID=689847&CFID=20743988&CFTOKEN=15576820

Sabtu, 24 Desember 2011

ASBABUN NUZUL SURAT AN-NAAS

"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Semhahan m anusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkatt (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'" (an-Naas: 1-6)

Sebab turunnya ayat

Imam al-Baihaqi m eriwayatkan dalam kitab Dalaa'il an-Nubuwwah dari al -Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas yang berkata, "Suatu ketika, Rasulullah menderita sakit parah. Dua malaikat lantas mendatangi beliau. yang satu duduk di arah kepala sementara yang satu lagi di arah kaki. Malaikat yang berada di sebelah kaki lalu bertanya kepada yang di sebelah kepala, 'Apa yang terjadi kepadanya?' Malaikat yang di sebelah kepala menjawab, 'Disihir orang' Malaikat yang di sebelah kaki bertanya lagi, 'Siapa yang menyihir?' Dijawab, 'Labid ibnul-A 'sham,seorang Yahudi.' Malaikat itu bertanya lagi ''Di mana diletakkan (sihirnya itu)?' Dijawab, 'Di sebuah sumur milik si Fulan, di bawah batu. Oleh sebab itu, hendaklah Muhammad pergi ke sumur itu kemudian keringkan airrnya lalu angkat batunya. Setelah itu ambillah kotak yang ada di bawahnya dan bakarlah'

Pada pagi harinya Rasulullah mengutus Ammar bin Yasir serta beberapa sahabat untuk pergi ke sumur tersebut ketika sampai, mereka melihat airnya berwarna merah kecoklatan seperti air pacar/inai. Lantas mereka menimba airnya, mengangkat batunya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalamnya lalu membakarnya. ternyata di dalamnya terdapat seutas tali yang memiliki sebelas simpul. Selanjutnya Allah menurunkan kedua surah ini. Setiap kali Rasulullah membaca satu ayat, maka terurailah satu simpul."

Riwayat yang hampir sama dengan di atas, terdapat di dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim. namun tanpa menyebut turunnya kedua surah. (lihat Shahih Bukhari kitab Ath-Thibb, hadits no 5766; kitab Shahih Muslim kitab As-Salaam, hadits no 2189)
Akan tetapi terdapat riwayat serupa yang disertai penyebutan turunnya kedua surah.
Abu Nu'aim meriwayatkan dalam kitab ad-Dalaa'il dari jalur Abu Ja'far ar-Razi dari Rabi' bin Anas dari Anas bin Malik yang berkata, "Seorang laki-laki Yahudi membuatkan sesuatu terhadap Rasulullah sehingga beliau menderita sakit parah. Tatkala para sahabat menjenguk, mereka meyakini bahwa Rasulullah telah terkena sihir, Malaikat Jibril kemudian turun membawa al-rnu'awwidzatain (surah al-Falaq dan an-Naas) untuk mengobatinya. Akhirnya, Rasulullah pun kembali sehat."

sumber: Sebab Turunnya Ayat Al-Quran, Jalaluddin As-Suyuthi, terbitan Gema Insani Press

sumber image; http://gramediaonline.com/moreinfo.cfm?Product_ID=689847&CFID=20743988&CFTOKEN=15576820


Sabtu, 17 Desember 2011

USTADZ ANWAR AL-JUNDI (2)


Syekh Abdus Salam Al-Basyuni seorang sastrawan dan dai menceritakan bahwa dia suatu hari datang ke Kairo bersama crew TV Qatar untuk mengadakan wawancara dengan beberapa ulama dan dai. Dan Anwar Al-Jundi salah seorang dari mereka atau di nomer yang pertama. Ketika itu dia tidak mendapatkan di rumahnya satu tempat yang dapat dijadikan background shooting wawancara. Karena dia tinggal di daerah kumuh yang bising dan rumahnya penuh dengan buku di berbagai penjuru. Maka dia mengusulkan agar men-shoot wawancara itu di hotel. Setelah selesai wawancara, direktur produksi memberikan sejumlah uang kepadanya, seraya berkata, "Kami mengharapkan agar Ustadz mau menerima uang yang tak berapa banyak ini, sebagai honor dari kami. " Meskipun jumlahnya lebih kecil dari yang seharusnya dia terima. Tetapi Anwal Al-Jundi menolaknya dengan tegas dan berkata, "Saya bertemu dengan kalian tidak disertai niat untuk mengambil honor dan saya tidak siap untuk mengubah niat saya. dan saya pun tidak memberikan sesuatu yang membuat saya berhak mendapatkan honor" (dikutip dari Selamat Jalan Pejuang karya Yusuf Al-Qaradhawi,hal 26)
sumber image; http://pustakaiman.blogspot.com/2011_11_01_archive.html 

Jumat, 16 Desember 2011

USTADZ ANWAR AL-JUNDI (1)

 
Alm Ustadz Anwar Al-Jundi menulis artikel yang berjudul Qaaidud Dakwah. Kemudian artikel ini dia kembangkan menjadi sebuah buku besar setebal 600 halaman (dikutip dari Selamat Jalan Pejuang karya Yusuf Al-Qaradhawi,hal 22)
sumber image; http://pustakaiman.blogspot.com/2011_11_01_archive.html

Senin, 05 Desember 2011

ILMU PADI ADA PADA MEREKA

Suatu ketika asy-Syibli dan Sufyan ats-Tsauri berpapasan dengan seekor harimau. Sufyan mengatakan, “Bagaimana ini, harimau tersebut menghalangi jalan kita?” Kemudian asy-Syibli maju mendekati singa tersebut, dan singa tersebut seolah tunduk patuh kepadanya dan kemudian menyingkir dari hadapannya. Mengetahui hal itu, Sufyan mengkritiknya bahwa cara tersebut bisa membuatnya terkenal. Namun asy-Syibli mengatakan tidak demikian adanya. Jika dia ingin terkenal, dia bisa menunggangi harimau tersebut sampai ke Makkah. Begitulah orang-orang saleh, semakin “berisi” semakin rendah hati. 
http://penulismuda.multiply.com/journal/item/91/Semakin_Berisi_Semakin_Rendah_Hati