Jumat, 21 Maret 2014

MASYARAKAT RINDU RASA AMAN

Pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) oleh puluhan TNI, Kamis (7/3) benar-benar membuat diri mengurut dada. Mungkin ini juga yang dirasakan masyarakat.

Dua institusi yang seharusnya memberi rasa aman kepada masyarakat, malah melakukan perbuatan kontra rasa aman. Dua institusi ini yang seharusnya mengamankan orang-orang yang melakukan tawuran, namun mereka menjadi ‘pelaku tawuran’. Seharusnya mereka mengamankan, malah perlu diamankan. Ironis bukan?

Akibatnya, toko-toko tutup yang itu berarti geliat perekonomian menjadi tersendat. Masyarakat merasa takut untuk keluar rumah. Sekolah-sekolah pun diliburkan.

Hilangnya rasa aman, bukan baru-baru ini saja terjadi. Karena di tahun 2012, banyak sekali kejadian yang meresahkan masyarakat. Menurut data yang dirilis berita sebuah stasiun TV swasta, sepanjang tahun 2012 saja ada sekitar 52.000 kasus yang menimbulkan hilangnya rasa aman. Mulai dari kasus kriminal, aksi preman dan sebagainya. Jadi kalau dibuat rata-rata, setiap 10 menit terjadi satu kasus.

Apakah kasus-kasus yang terjadi di tahun kemarin, berhasil diatasi semuanya oleh aparat keamanan, oleh institusi-institusi yang tugasnya memberikan rasa aman pada masyarakat?

Sepertinya belum. Karena aparat keamanannya sibuk dengan keributan diantara mereka saja. Dalam beberapa tahun terakhir, bentrokan yang melibatkan TNI dan Polri terus meningkat. Angkanya menyentuh 300 persen sehingga dinilai sudah memasuki tahap mengkhawatirkan.

"Ada peningkatan bentrokan hampir 300 persen. Ini menunjukan ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam hubungan TNI-Polri," kata Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung, di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (8/3)
http://www.berita99.com/berita/6322/wow-bentrok-tnipolri-meningkat-300-persen

Jika institusi-institusi yang tugasnya memberikan rasa aman sibuk dengan bentrokan internal, bagaimana mereka dapat memberikan rasa aman? Kapan masyarakat memiliki rasa aman? Apakah kasus-kasus yang terjadi di tahun-tahun yang lalu, tidak terulang kembali di tahun ini dan masa mendatang?

TNI dan Polri hendaknya bahu membahu untuk menjaga keamanan dalam negri dan juga mengamankan negara dari serangan-serangan pihak luar. Bagaimana institusi-institusi keamanan ini dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan-serangan pihak luar, jika mereka sibuk sendiri?

Dulu di masa penjajahan Belanda, Snouck Hurgronje sibuk dengan Divide Et Impera nya atau politik adu domba. Nampaknya saat ini, negara-negara yang ingin menjajah (na’udzubillah min dzalik) tidak perlu susah payah untuk mengadu domba rakyat Indonesia. Pasalnya, mereka sudah bentrok tanpa perlu diadu domba.


TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar