Jumat, 21 Maret 2014

HIDUP RUKUN DENGAN AKUI KEKURANGAN

Sering kali saya melihat rombongan orang tuna netra itu. Tepatnya di hari Jumat seperti sekarang ini. Mereka bergandengan tangan, memanjang secara vertikal. Menaiki tangga dengan berbaris sambil bergandengan tangan.

Seperti hari ini, di belakang saya ada serombongan orang tuna netra berbaris. Menjelang sampai di masjid, saya kembali melihat duaorang tuna netra berbaris bergandengan tangan. Menapaki tangga masjid dengan hati-hati.

Seperti orang yang melihat, mereka berhenti di anak tangga 3 terakhir. Sandal mereka disatukan dengan tongkat mereka.

Mereka nampak rukun. Saling tolong dan bahu membahu. Tidak mengedepankan ego masing-masing. Mereka tahu bahwa mereka saling membutuhkan. Orang tuna netra A membutuhkan tuna netra B, juga sebaliknya. Sehingga mereka saling terikat, walau mungkin tidak ada perjanjian diantara mereka sebelumnya.

Alangkah indahnya hidup orang-orang tuna netra ini. Mereka menyadari diri, bahwa mereka memiliki kekurangan. Sehingga mereka membutuhkan orang lain untuk melengkapinya. Sahabat mereka yang tuna netra juga memiliki kekurangan dan butuh dilengkapi.

Mungkin inilah, kunci untuk mencapai kerukunan dalam kehidupan manusia. Mengakui kekurangan dan butuh orang lain untuk melengkapinya. Menyadari orang lain juga memiliki kekurangan dan kita berkewajiban untuk melengkapinya.

Mari kita akui kekurangan diri dan butuh untuk dilengkap


TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar