“Siapa namanya mas?” tanya saya pada seseorang yang barusaja keluar mushalla Al-Ikhlas.
“Hamid, pak.”
Pembicaraan ini terus berjalan, hingga diketahui bahwaHamid bekerja sebagai tukang cuci motor.
“Waah, kalo lagi banjir begini, banyak donk motor yangantri?”
“Iya nih pak,” jawabnya sambil tersenyum.
Saat
toko-toko di sepanjang jalan Otista Raya tutup,karena digenangi banjir.
Ketika toko-toko yang berada di daerah Kampung Pulotidak beroperasi,
juga dengan alasan yang sama. Manakala usaha batik diPekalongan
mengalami kerugian jutaan rupiah/perhari, pun karena ‘serangan’banjir.
Allah masih melebihkan rezeki kepada Hamid dan tukang-tukang cuci
motorlainnya.
Bukan hanya Hamid, para pedagang di Pati,
Jawa Tengah yangkedatangan tamu banjir, juga memperoleh rezeki dari
jalan lain. Mereka beralihprofesi menjadi tukang ojek gerobak. Para
pengendara motor yang motornya mogokatau tidak berani melewati genangan
banjir, menggunakan jasa tukang ojekgerobak ini. Biaya sekali angkut
berkisar antara 70 ribu hingga 100 ribu.Walhasil dalam sehari, seorang
tukang ojek gerobak bisa memperoleh 500 ribu.
Banjir
yang mengepung ibu kota berdampak pada banyaknyasampah yang menumpuk di
berbagai tempat. Hal ini menyebabkan para pemulung kebanjiranrezeki.
Pendapatan mereka perhari naik secara drastis. Dalam sebuah wawancaradi
televisi dijelaskan bahwa walau saingan banyak (baca pemulung banyak)
yangberoperasi, namun karena sampah yang ada menggunung, maka itu tidak
menjadimasalah. Para pemulung tetap dapat mendulang rezeki yang banyak.
Maha
Benar Allah yang Maha Kuasa meluaskan rezekiorang-orang tertentu dan
Maha Kuasa menggenggam rezeki yang lainnya. Hanyadengan banjir, Dia
dapat menggenggam rezeki hamba-hamba-Nya. Dengan banjir, Diadapat
meluaskan rezeki hamba-hamba-Nya.
TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN
FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar