Senin, 10 Februari 2014

HATI YANG SELALU TERPAUT DENGAN MASJID

“Shadaqallahuladziim” suara anak-anak menutup tadurasan di masjid Nurul Ilmi
“Anak-anak…Besok tes hapalan yah?” ustadz Syukri berpesan
“Surat apa stadz?”
“Yang tadi hapalan surat An-Naas, besok tesnya surat An-Naas. Yang hapalannya surat Al-Falaq, besok tesnya surat Al-Falaq,”
“Iya ustaaaadz,”
“Sebelum pulang, ustadz ada sebuah cerita, mo denger?”
“Mauuu,” jawab anak-anak serempak
“Pak ustadz punya temen pemilik sebuah restoran. Restoran ini menyediakan mie goreng, bakmi dan nasi goreng. Pelanggan makanan restoran pak Syuman itu tersebar di berbagai pelosok kota Jakarta.”
Anak-anak memperhatikan ustadz Syukri yang sedang berkisah itu. “Salah satu karyawannya bernama Rahmat. Rahmat mendapat tugas mengantarkan pesanan ke rumah-rumah.”
Cerita pun dimulai..
“Rahmat! Tolong antarkan pesanan bu Leni di gedung Hijau. Kamu tahu khan? Dah pernah ke sana?” tanya pak Syuman
“Iya pak, dah tahu.”
“Coba kamu pergi menemui Mirna. Tanyakan pesanan bu Leni dah siap belum?”
“Baik pak,”
Beberapa menit kemudian. “Pak saya berangkat yah..”
“Ya. Hati-hati Mat,” pesan pak Syuman
“Ya pak,”
Pintu restoran dibuka. Rahmat terlihat menuju parkiran motor. Pesanan bu Leni diletakkan dalam box belakang motor.
Pandangan pak Syuman belum lepas dari Rahmat, karyawan kesayangannya. “Rahmat..Rahmat..Kamu memang karyawan saya yang luar biasa,” gumam pak Syuman nyaris tak terdengar.
Satu setengah jam telah berlalu, tiba-tiba ponsel milik pak Syuman bergetar. “Hallo selamat siang,”
“Selamat siang juga pak Syuman,”
“Oo..bu Leni. Apa kabar bu? Pesanannya sudah sampai?”
“Alhamdulillah. Baik pak. Saya senang sekali, pesanan telah sampai sebelum tamu-tamu datang. Tamu-tamu saya puas. Mereka senang dengan mie goreng dan nasi goreng dari restoran bapak. Tolong sampaikan rasa terima kasih saya pada Rahmat ya pak. Dia selalu tepat waktu, bahkan datang sebelum waktu yang saya minta.”
“Terima kasih. Alhamdulillah kalau bu Leni senang dan puas dengan service kami. Insya Allah, salam dari ibu akan saya sampaikan pada Rahmat. Dia memang karyawan yang paling saya andalkan. Sekali lagi terima kasih.”
***
Pukul 16.30
“Rahmat..coba ke ruangan saya!” pinta pak Syuman
“Baik pak,”
Rahmat mengikuti langkah pak Syuman.
“Apa kabar hari ini Mat?”
“Alhamdulillah pak,”
“Kamu memang karyawan saya yang dapat diandalkan. Terima kasih ya Mat,”
“Alhamdulillah. Memangnya ada apa pak?”
“Bu Leni titip salam. Dia sangat berterima kasih. Karena kamu datang sebelum tamu-tamunya tiba.”
“ ‘Alaihassalam wa ‘alaikumussalam. Biasa pak, sudah tugas,”
“Ngomong-ngomong, bagaimana cara kamu mengatur waktu Mat?”
“Alhamdulillah, saya mencoba membiasakan diri untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.”
“Terus apa lagi, tips kamu Mat? Mungkin ini akan berguna buat teman-teman kamu yang lain,” tanya pak Syuman
“Saya mencoba untuk selalu shalat tepat waktu. Alhamdulillah, saya banyak tahu masjid dan mushalla di Jakarta ini, pak. Saya tahu masjid di dekat rumah bu Leni. Juga tahu masjid yang letaknya sekitar 200 m dari rumah pak Parman.”
“Jadi selain kamu tahu rumah langganan-langganan kita, kamu juga tahu masjid terdekat dari kediaman mereka?”
“Ya pak, Alhamdulillah. Saya sengaja berangkat lebih awal ke rumah pelanggan, agar dapat menunaikan shalat berjamaah di masjid,” jawab Rahmat
***
“Begitu anak-anak, kisahnya.” ujar ustadz Syukri
“Kisah Rahmat yang selalu ingin menunaikan shalat berjamaah di masjid. Hatinya selalu terikat dengan masjid. Seperti kalian yang datang setiap hari ke masjid ini untuk mengaji. Hati kalian selalu terikat dengan masjid.”

Referensi;
Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah Ta’ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya:
  1. Imam yang adil,
  2. pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah,
  3. seorang lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid,
  4. dua orang lelaki yang saling mencintai kerana Allah dan berpisah kerana Allah,
  5. seorang lelaki yang dipanggil untuk berbuat mesum oleh seorang wanita yang memiliki kekuasaan dan kecantikan dan dia berkata saya takut kepada Allah,
  6. dan seorang lelaki yang bersedekah dengan sebuah sedekah kemudian dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah dishedekahkan oleh tangan kanannya”.
  7. Seorang laki-laki yang menyendiri dalam zikir kepada Allah, lalu air matanya berlinang. (HR. Bukhari: no: 1432 dan Muslim no: 1031. Abu Daud dan Ibnu Majah)   
  8. TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar