Jumat, 21 Maret 2014

TOLONG DIPERIKSA DONG SURAT-SURATNYA

Mungkin para pembaca pernah mengalaminya. Merasa kesal, tidak sabaran ketika sedang mengantri hendak membayar tiket karcis parkir. Ada sepuluh motor atau mobil di depan kendaraan kita. Petugas loket parkir memeriksa STNK satu persatu kendaraan yang akan keluar. Inilah yang membuat laju kendaraan yang akan keluar pusat perbelanjaan misalnya, menjadi tersendat.

STNK masing-masing kendaraan harus diperiksa, seolah tidak ada kepercayaan di sana. Pembawa kendaraan seolah dituduh bukan pemilik atau supir pemilik kendaraan. Kita juga mungkin merasakan hal itu. Seolah mobil atau motor yang kita bawa, bukan milik kita. Kasarnya, kita dituduh salah seorang komplotan curanmor yang sedang beraksi di Mal. Intinya ada rasa tidak senang dengan pemeriksaan surat-surat kendaraan itu.

 Tapi pada suatu hari, tepatnya hari Sabtu (22/9) kemarin, saya mampir ke sebuah pusat perbelanjaan. Ups, jangan menyangka saya akan berbelanja. Itu prasangka baik, kalau teman-teman menyangka saya akan berbelanja di sana. Saya ke sana untuk menitipkan kendaraan dan dari sana akan pergi bareng dengan teman-teman yang lain. Pada saat itu, hari menunjukkan pukul 11.00.

Saya dan teman pergi menuju ke sebuah acara. Tak terasa waktu sudah menunjukkan Ashar dan berpindah tempat ke rumah sahabat yang lain. Menjelang Maghrib, saya terpikir, bagaimana ya nasib kendaraan saya? Apakah aman? Mungkin gak ya, ada orang yang mau mencuri kendaraan saya?
Teman saya bertanya, “Khan dapat karcis parkir?”
“Gak dapat, karena parkirnya gratis.”

Perasaan gelisah bahwa kendaraan saya akan hilang atau diambil orang, membuat saya langsung naik taksi usai menunaikan shalat Maghrib. Dalam hati saya berharap, “Semoga petugas parkir Mal itu, memeriksa surat-surat kendaraan sebelum kendaraan diizinkan keluar.”
Sikap terakhir ini berbeda sekali dengan sikap saya selama ini. Saya amat mengharapkan adanya pemeriksaan surat-surat kendaraan sebelum kendaraan diizinkan keluar dari area parkir.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.” (QS Al-Baqarah (2):216)


TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar