Ada sebuah nasihat untuk para perantau. “Jika engkau merantau, pergi
ke suatu daerah, mampirlah ke masjid. Karena di sana (biasanya) tempat
berkumpul orang-orang baik.”
Mampir ke masjid, bisa dengan
maksud untuk menunaikan ibadah. Bisa sekalian untuk sekedar melepas
lelah, menanyakan alamat atau mungkin minta izin untuk bermalam di
masjid.
Kemarin pak Sanji berbicara dengan saya, “Oh ya..sekarang hari libur ya. Makanya kamu dapat shalat berjamaah di rumah.”
Iya,
jika hari kerja, alhamdulillah saya biasa menunaikan shalat di masjid
dekat kantor. Di hari libur, lebih sering shalat di mushalla dekat
rumah, alhamdulillah.
Pak Sanji yang usianya hampir seusia
ayah saya ini, tahu jika saya jarang shalat di mushalla dekat rumah.
Oleh karenanya, begitu dia melihat saya shalat di mushalla, dia langsung
dapat memahami.
Sebaliknya, pak Abdul Aziz merasa heran,
mengapa pak Abdul Haq tidak ada di masjid dekat kantor. Pak Abdul Haq
biasanya shalat di belakang imam. Ketidak hadiran pak Abdul Haq menjadi
tanda tanya pak Abdul Aziz.
Keheranan pak Abdul Aziz ini juga sempat terbetik di dalam hati saya. Kemana pak Abdul Haq?
Tadi,
ketika adzan Maghrib berkumandang, saya bertemu pak Abdul Haq di jalan
menuju masjid. Saya tanyakan kemana saja pak Abdul Haq beberapa hari
yang lalu. Ternyata, dia pulang kampung, karena ada salah seorang
kakaknya yang meninggal dunia.
Dekat dengan masjid, kami
bertemu dengan pak Faisal. “Kemana saja pak Faisal. Sepertinya beberapa
hari ini tidak terlihat di masjid?” tanya pak Abdul Haq.
Pak
Faisal menjelaskan bahwa ada saudaranya dari Surabaya datang ke
Jakarta. Sehingga dia harus menemani tamunya ini pergi ke Bogor.
Kondisi
ini juga terjadi ketika pak Edi tidak hadir di masjid. Pak Edi termasuk
jamaah rutin shalat berjamaah di masjid dekat kantor. Ketidakhadirannya
di masjid menimbulkan tanda tanya jamaah yang lain.
Mereka
jama’ah masjid tidak memiliki hubungan darah, namun ikatan mereka amat
kuat. Kepedulian mereka satu sama lain begitu kental.
Jadi
tidak salah, bila ada nasehat kepada para perantau untuk mampir ke
masjid. Sebab jama’ah masjid memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
orang lain, termasuk kepada orang yang tidak dikenal.
TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN
FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar