Jumat, 07 Maret 2014

Andai Saja...

Seperti biasa, jika tidak ada persedian roti atau makanan kecil, saya pergi mencari makanan untuk ‘mengganjal’ perut.

Banyak pilihan di pagi hari. Ada kue pancong yang dijual oleh abang-abang yang mangkal di depan rumah. Mpok Kemeh tetangga dekat rumah, menjual bakwan, lontong isi, tahu isi, ketan, pisang goreng dan nasi uduk. Kalau ingin lebih jauh ada Mpok Iyam. Mpok Iyam ini menjual gemblong, risol, dadar, bakwan, bubur jagung, lontong sayur dan beragam penganan lainnya.

Diantara mereka semua, Mpok Kemeh dan Mpok Iyam yang sering saya kunjungi. Kenapa ke Mpok Kemeh? Karena tempatnya berdagang dekat dengan rumah. Kenapa ke Mpok Iyam? Karena pilihan makanannya lebih banyak.

Ada saja informasi baru yang diperoleh dari mereka berdua. Tepatnya keluhan dari mereka berdua.

Persis seperti pagi ini. Mpok Kemeh menceritakan tentang sambal kacangnya yang tumpah. Karena dia meletakkan mangkok sambalnya di gerobak. Sehingga ketika gerobak dagangannya didorong, mangkok sambal terguncang-guncang dan tumpah. Dia katakan bahwa dia lupa memindahkan mangkok sambal sebelum mendorong gerobak dagangannya.

Kemarin pagi, mpok Kemeh mengeluhkan hal yang lain. Dia terpaksa tidak menjual bakwan, karena adonan bakwannya tidak sempat digoreng, lantaran gas habis. Dia sudah mencari ke berbagai penjual gas, namun tidak ditemui ‘sepotong’ pun gas. Terpaksa kemarin pagi, dia tidak menjual bakwan.

Kurang lebih seminggu atau dua minggu yang lalu, di warung Mpok Iyam, saya mendapat cerita bahwa adiknya masuk rumah sakit. Harus dirawat di rumah sakit, karena penyakit jantung. Kebetulan saya kenal dengan adik Mpok Iyam itu, Thayyib namanya. Kronologis Thayyib masuk rumah sakit pun, saya peroleh.

Saya bukan pak RT apalagi gubernur. Tapi seringkali saya memperoleh cerita-cerita dari para tetangga. Kerap kali, saya mendapatkan keluhan atau curcol orang-orang di lingkungan atau sekitar rumah.

Tanpa harus disengaja untuk mencari informasi tentang kondisi orang-orang di sekeliling, kita akan dapat memperolehnya. Terlebih lagi bila disengaja mencari informasi tentang kondisi orang-orang di sekeliling, tentu informasi yang diperoleh akan lebih banyak.

Tapi karena saya hanya rakyat biasa, tidak semua keluhan dapat diatasi oleh saya. Kurang atau hilangnya pasokan gas di daerah saya, tidak bisa diatasi oleh seorang rakyat biasa yang tidak mempunyai wewenang untuk memerintah. Kurangnya biaya rumah sakit yang mungkin dibutuhkan oleh keluarga Thayyib, rakyat biasa tidak bisa maksimal untuk membantunya.

Lain halnya, ketika seorang penguasa yang mendengarkan keluhan itu. Kurang atau hilangnya pasokan gas, bisa dengan cepat diselesaikan. Biaya rumah sakit yang tinggi, bisa dengan mudah diatasi.

Semoga para pemegang kekuasaan dimana pun berada, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang kondisi rakyatnya. Setelah itu memiliki keinginan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi rakyatnya.

Andai saja para pemegang kekuasaan seperti itu...semoga


TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar