Seorang seleb menghampirinya. “Ada apa pak? Udah pak, ikhlaskan saja. Bapak kehilangan siapa? Istri bapak?”
Bapak beruban itu menggeleng.
“Anak bapak?”
Kembali kepala itu bergoyang ke kanan dan ke kiri
“Atau….kakak atau adik bapak?”
“Bukan dik..”
“Lalu mengapa bapak menangis?”
Di sekeliling mereka tenda-tenda pengungsi korban Tsunami Aceh nampak bertebaran di sebuah lapangan.
“Adik tadi lihat tidak?”
“LIhat apa pak?”
“Anak perempuan yang bernyanyi untuk menghibur adik dan para dermawan yang datang?”
“Ooo, anak perempuan yang bernyanyi bahasa Inggris?”
“Ya itu dia,”
“Memangnya kenapa pak?”
“Apa adik juga lihat ada seorang bule yang menghampiri anak perempuan itu?”
“Ya, saya melihatnya juga. Orang bule itu bertanya, “What is your name, my dear?”
“Bukankah anak perempuan itu diam saja?”
“Ya, pak. Memangnya kenapa?”
“Anak perempuan itu begitu pandai menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Padahal dia tidak sedikit pun mengerti bahasa Inggris. Saya jadi berpikir. Pada hakekatnya saya tidak jauh beda dengannya.”
“Maksud bapak?”
“Saya sudah berusia lanjut. Usia saya sudah menembus angka tujuh puluh. Sudah berpuluh-puluh tahun menunaikan shalat, tapi hingga kini tak banyak yang saya mengerti dari bacaan shalat itu. Oleh karenanya, saya menangis.”
Sejak itu si seleb mencoba untuk lebih khusyu’ lagi menunaikan shalat. Mencoba untuk mengerti bacaan shalat
TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN
FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar