(99) Ummu Aban binti ‘Atabah dan Para Tunangannya
‘Umar bin Khaththab r.a. meminang Ummu Aban binti ‘Atabah bin Rabi’ah setelah suaminya, Zaid bin Abu Sufyan, meninggal. Ummu Abban berkata, “Tidak boleh masuk kecuali orang yang cemberut, dan tidak boleh keluar kecuali orang yang cemberut, kemudian menutup pintu-pintunya dan kebaikannya sedikit.”
Setelah itu Zubair bin ‘Awam datang melamarnya. Ummu Abban berkata, “Dia menunjukkannya pada pertalianku, dan dia menunjukkan pada kesalahan.”
Kemudian ‘Ali bin Abi Thalib melamarnya. Ummu Aban berkata, “Kaum perempuan tidak akan mendapatkan dia, kecuali ketika dia melakukan hubungan badan mereka, mereka tidak menginginkan yang lain.”
Setelah itu, Thalhah datang melamarnya. Ummu Abban menerima pinangannya dan menikah dengannya. Tak lama kemudian, ‘Ali datang menemui Ummu Abban seraya berkata, “Kamu menolak banyak orang dari kalangan kami, dan kamu lebih memilih menikah dengan anaknya anak perempuan orang Hadrami.”
Ummu Aban berkata, “Itu sudah merupakan qadha’ dan qadar.”
‘Ali berkata, “Kenapa kamu tidak menikahi orang yang paling tampan, yang paling kaya di antara kami, dan orang yang paling banyak berbuat baik kepada keluarganya.”[1]
[1]Ibnu Qataibah, “‘Uyûn al-Akhbâr.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar