Jumat, 18 November 2011

CEPAT BERITAHU, SELAGI MASIH INGAT


        Menurut sebuah buku, saat ini benda terkecil bukan lagi atom. Ada lagi benda yang lebih kecil dari atom. Semua itu tidak lepas dari peran perpustakaan, buku dan para ilmuwan yang mau berbagi.
        Apa jadinya bila semua orang pandai enggan menuliskan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki? Tak terbayangkan, bila mereka tidak mau sama sekali menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya, walau hanya melalui lisan saja.
        Berbagi ilmu dan pengetahuan dalam Islam merupakan sesuatu perbuatan yang amat terpuji. Ilmu yang telah disebarkan dan dimanfaatkan oleh orang banyak akan menjadi amal jariah, pahala yang terus mengalir, walau ‘dermawan ilmu itu’ telah tiada.
        Membagi-bagi pengetahuan kepada khalayak ramai, merupakan perbuatan mempermudah penuntut ilmu. Atau sama saja dengan membantu penuntut ilmu untuk menunaikan  kewajibannya.  
        Ustadz Bobby Herwibowo pernah bercerita, “Jika saya berbagi cerita, saya akan dapat cerita baru lagi.” Dan memang terbukti. Sebagaimana dituturkan beliau, ketika bedah buku beliau yang berjudul Cahaya Langit di masjid Sunda Kelapa, beliau mendapat 2 cerita baru dari peserta bedah buku. Demikian pula ketika beliau berceramah di Pondok Indah.
        Dari sini dapat dipahami ternyata berbagi ilmu tidak ada bedanya dengan berbagi dalam bentuk harta.
        Kalo sudah seperti ini balasan bagi orang yang berbagi, apalagi alasan untuk tidak berbagi?
        Alangkah sangat disayangkan sekali, bila ilmu itu lenyap karena orang yang mengetahuinya telah meninggal atau lupa sebelum ilmu itu dibagi-bagikan.
        Betul apa yang dikatakan seorang ulama salaf dan beliau juga seorang ahli hadits, Abdullah bin Mubarak. Beliau berkata,  “Siapa yang bakhil terhadap ilmu, maka dia akan dicoba dengan tiga perkara: kematian, lupa, atau mengikuti kemauan penguasa.” (muhammadnuh@eramuslim.com)/Min A’lam As-Salaf oleh Syaikh Ahmad Farid
http://www.eramuslim.com/syariah/bercermin-salaf/ketika-dunia-dalam-genggaman-abdullah-ibnu-mubarak.htm
        Di Jepang siapa pun dia, mereka menulis membagi-bagikan apa yang diketahuinya. (lihat buku Menggenggam Dunia, Bukuku, Hatiku karya Gola Gong)
        Dengan semangat berbagi ini (khususnya ilmu dan pengetahuan),  Jepang sudah mengecap ‘manisnya berbagi’. Jepang kini sudah menjadi salah satu negara industry yang disegani.
        Kapan hal ini dapat dirasakan oleh kaum muslimin. Menjadi pandai dan faqih bersama, bukan secara individual
  

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar