“Gak mau ah. Makanannya gak enak,” jawab Rima
“Ayo dong sayang, dihabiskan makannya,” ayah mencoba membujuknya
“Gak mau!!”
“Apa ayah suapin?”
“Gak usah yah, Rima gak mau terusin makannya,”
“Atau gini,” ayah mencoba bersabar menghadapi putri bungsunya ini
“Nasinya dibagi-bagi, dikelompokkan sesuap sesuap. Biar keliatan gak banyak. Coba liat yah?”
Ayah mencoba mengkelompokkan nasi sebesar suapan satu sendok. Ada sekitar 4 suapan sendok
Rima memperhatikan nasi yang masih di piringnya itu. “Rima tetap gak mau..masih banyak”
“Atau…..gimana kalo kuah sopnya ayah tambahkan?”
“Gak mau ayyaah, kan jadi tambah banyak.”
Irwan, ayah Rima tidak ingin putrinya menjadi anak yang suka membuang-buang makan. Sebagai wartawan dia tahu benar bagaimana para pengungsi letusan gunung Merapi dan Mentawai begitu kesulitan memperoleh makanan. Andaikan ada, tetapi kesulitan untuk memasaknya. Tapi putrinya ini hanya tinggal makan.
“Rima, Rima kan liat acara berita kemarin?”
“Iya yah.”
“Para pengungsi letusan Merapi dan Mentawai kesulitan memperoleh makanan. Atau ada makanan, tapi tidak ada alat masaknya,”
“Kalo Rima gimana? Susah gak dapat makanan?”
Rima sedikit termenung. Beberapa detik kemudian dia segera mengambil piringnya dan menghabiskan makanannya yang tersisa.
TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN
FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar