Rabu, 09 November 2011

Khatîbatu An-Nisâ’ Anshar

(34) Khatîbatu An-Nisâ’ Anshar
Salah seorang perempuan dari kalangan Anshar, sebagai delegasi kaum perempuan, datang menghadap Rasulullah SAW, sementara saat itu beliau sedang berkumpul dengan sahabat-sahabat beliau, seraya perempuan itu berkata, “Demi Bapakku dan Ibuku, wahai Rasulullah, saya adalah delegasi kaum perempuan yang datang untuk menemui engkau. Sesungguhnya Allah mengutus engkau kepada kaum laki-laki dan kaum perempuan secara keseluruhan. Kami mempercayai engkau, dan kami percaya terhadap Tuhan engkau; kami kaum perempuan adalah pihak yang termarjinalkan dan gerak kami terbatas, kami menjadi penjaga rumah kalian, pemuas nafsu kalian, dan mengandung anak-anak kalian. Kalian, para kaum laki-laki, mempunyai keistimewaan daripada kami, karena bisa berkumpul, mengunjungi orang sakit, mengantarkan jenazah, bekali-kali menunaikan ibadah haji, dan lebih dari itu bisa berjihad di jalan Allah. Ketika seorang laki-laki pergi haji, umrah, atau berperang, kami menjaga harta kalian, menyiapkan pakaian kalian, mendidik anak kalian, apakah kami tidak bisa melakukan hal yang sama dengan kalian dalam kebaikan ini?”
Mendengar pengaduan perempuan tersebut, Rasulullah SAW menoleh ke arah sahabat-sahabatnya seraya bersabda, “Apakah kalian pernah mendengarkan ungkapan perempuan yang lebih mengerti akan permasalahannya dalam masalah agamanya dari perempuan ini?”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami kira tidak ada perempuan yang lebih paham terhadap agamanya dari perempuan ini.”
Rasulullah SAW menoleh kepada perempuan itu seraya bersabda, “Hai perempuan, pahamkanlah dan ajarkanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu pimpin, bahwa pahala perempuan yang bersolek dengan baik untuk suaminya, meminta keridhaannya, dan mengikuti apa yang diinginkan oleh suaminya, menyamai pahala laki-laki yang melakukan kebaikan di atas.”
Usai mendengar penjelasan dari Nabi, perempuan itu pergi dengan wajah yang berseri-seri.[1]


[1]Ibnu Atsir, “Asaddu al-Ghah.” Perempuan yang dimaksud dalam kisah ini adalah seorang sahabat perempuan, Asma’ binti Yazid al-Asyhaliyyah al-Anshariyyah, yang dikenal dengan julukan Khatîbatu An-Nisâ’. 
Sumber; 100 Qishshah min Dzakâi ash-Shahâbiyyât, Manshur Abd. Hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar