Jumat, 01 Juli 2011

BELAJAR DARI ABDURRAHMAN BIN AUF RA



Diriwayatkan oleh Ibrahim bin Abdurahman bin Auf RA, ia mengatakan bahwa ketika Abdurrahman bin ‘Auf menghadapi makanan untuk berbuka puasa, tiba-tiba ia (Abdurrahman) berkata, ‘Mus’ab bin Umair RA adalah seorang sahabat yang jauh lebih baik dariku, ketika ia terbunuh mati syahid, tidak didapatkan kain kafan untuknya, selain sepotong selimut yang terbuat dari bulu. Apabila kepalanya ditutupi dengan kain selimut, kakinya terbuka, dan jika kedua kakinya ditutup maka kepalanya terlihat. Kemudian, kini kami telah diberi kekayaan dunia yang banyak -atau ia berkata, ‘Kami telah diberi kekayaan dunia yang sebanyak-banyaknya.’ Kami khawatir, jika kebaikan kami telah dibalas dengan kekayaan ini.’ Kemudian ia menangis terisak dan meninggalkan makanan yang dihidangkan itu.’” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat ini dijelaskan bahwa sahabat Abdurrahman bin 'Auf ra. –ketika menghadapi makanan untuk berbuka puasa-, dia teringat pada seorang sahabat Rasulullah yang bernama Mus'ab bin Umair ra.. Dia berkata, "Mus’ab bin Umair RA adalah seorang sahabat yang jauh lebih baik dariku, ketika ia terbunuh mati syahid, tidak didapatkan kain kafan untuknya, selain sepotong selimut yang terbuat dari bulu. Apabila kepalanya ditutupi dengan kain selimut, kakinya terbuka, dan jika kedua kakinya ditutup maka kepalanya terlihat."
Mengapa Abdurrahman mengatakan bahwa sahabat Mus'ab bin Umair ra. lebih baik darinya? Jawabannya terdapat dalam keterangan Abdurrahman berikutnya. Jawabannya adalah; "Kini kami telah diberi kekayaan dunia yang banyak -atau ia berkata, ‘Kami telah diberi kekayaan dunia yang sebanyak-banyaknya.’ Kami khawatir, jika kebaikan kami telah dibalas dengan kekayaan ini.’
Sahabat Abdurrahman bin 'Auf khawatir bila sebagian besar kebaikan yang pernah dilakukannya telah dibalas oleh Allah dengan kekayaan melimpah yang diterimanya. Sedangkan sahabat Mus'ab bin Umair syahid dalam keadaan yang memprihatinkan. Dia hanya meninggalkan sepotong selimut yang tidak dapat menutup seluruh tubuhnya. Melihat keadaan ini, Abdurrahman bin Auf berkesimpulan bahwa sebagian besar kebaikan yang dilakukan Mus'ab akan dibalas penuh di akhirat kelak oleh Allah. Sebab balasan kebaikan Mus'ab tidak nampak di dunia, terutama ketika beliau syahid. Itulah yang menyebabkan Abdurrahman berkesimpulan bahwa Mus'ab lebih baik darinya.
Memang ada amal shalih atau perbuatan baik yang dibalas Allah di dunia. Kalau perbuatan baik itu dilakukan oleh orang kafir, maka dia akan langsung menerima balasannya di dunia. Jika perbuatan baik itu dilakukan oleh orang beriman, maka dia akan memperoleh balasan di dunia dan akhirat.
Diriwayatkan oleh Anas RA, dari Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang kafir itu apabila melakukan kebaikan, ia langsung diberi balasan yang ia rasakan di dunia, sedangkan bagi orang mukmin, sesungguhnya Allah SWT menyimpan untuknya segala kebaikannya di akhirat dan ia dikaruniai rezeki di dunia karena ketaatannya.”
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim terhadap orang mukmin walau satu kebaikanpun. Ia (orang mukmin) diberi karunia di dunia karena kebaikannya, dan ia mendapat ganjaran lagi di akhirat. Adapun orang kafir, ia mendapatkan karunia di dunia karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakan tidak karena Allah, sehingga apabila ia pulang ke akhirat, ia tidak akan memperoleh balasan apa pun atas kebaikan yang ia kerjakan itu.” (HR. Muslim)
Beruntunglah jadi seorang muslim. Berbuat baik akan memperoleh balasan di dunia dan akhirat. Bersedekah tidak saja mendatangkan pahala, namun dia juga akan menyenangkan orang yang menerima sedekah. Shalat tidak saja dapat dipetik hasilnya nanti di akhirat. Gerakan shalat akan menyehatkan tubuh  Wudhu selain merupakan ibadah, juga berfungsi mencegah efek buruk dari sinar ultraviolet yang terpancar dari matahari.
Tidak meminum minuman keras, tidak mengonsumsi babi ternyata bukan hanya diganjar di akhirat kelak. Orang yang tidak minum minuman keras, dapat terhindar dari gangguan pada otak. Mereka yang tidak mengonsumi babi, ternyata terhindar dari konsumsi cacing pita yang amat berbahaya.
Para pembaca tidak perlu terkejut, jika ternyata ada saja orang-orang yang berbuat baik kepada kita di suatu ketika. Tidak perlu heran, bila ternyata tali kehidupan yang melilit hati dan pikiran dapat terurai dengan pertolongan Allah melalui seseorang yang tidak pernah kita duga. Barangkali itu merupakan balasan dari Allah yang dapat dikecap di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar