Minggu, 26 Juni 2011

SYAHIDNYA ALI RA

Ali r.a. keluar membangunkan kaum Muslim untuk melaksanakan shalat Shubuh lalu masuk masjid. Tiba-tiba ia menemukan Abdullah bin Maljam sedang telungkup dengan menyembunyikan pedang di bawah perutnya. Lalu Ali r.a. menendang kakinya dan berkata, “Jangan tidur telungkup karena itu adalah cara tidur penghuni neraka.” Mulailah Ali r.a. melaksanakan shalat, tiba-tiba musuh Allah Swt itu melompat dan mengayunkan pedangnya ke pelipis Ali hingga terbelah. Ali berkata, “Allahu Akbar, hanya bagi Allah Swt-lah segala sesuatu,” lalu ia tersungkur ke tanah, darah mengalir deras ke janggutnya. Dia dibawa ke rumahnya dan seluruh kaum Muslim menangis; laki-laki, perempuan, pemuda, dan orang tua. Mereka menangisi pahlawan perang itu.
Bangkit seorang nenek sambil menangis sebagai pertanda kepedihan dan kesedihannya seraya melantunkan satu bait syair:
“Ketika Kharijah menggantikan kematian Amru, andai saja kematian Ali dapat diganti oleh siapa saja.”
Ia bermaksud, andai saja kematian Ali, seperti pada hari ia meninggalkan Amru bin Ash, sehingga Kharijah (pemimpin pengawal) yang terbunuh. Sedangkan Amru selamat, padahal dia adalah tujuan pembunuhan itu. Andai saja kondisi Ali seperti Amru bn. Ash dan kematian menimpa orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar