Kamis, 23 Juni 2011

KHALIFAH UMAR DAN SEORANG PENGEMBARA


Khalifah Umar Dan Seorang Pengembara

    Amirul Mukminin Umar bn. Al-Khaththab ra keluar pada suatu malam, untuk menginspeksi keadaan rakyatnya di kota Madinah dan sekitarnya. Sampailah beliau di suatu tempat. Di sana, beliau menemukan sebuah tenda. Nampak oleh beliau ada seorang pria yang duduk termenung. Beliau mendengar suara rintihan seorang wanita yang berasal dari dalam tenda. Tidak jelas apa penyebab rintihan itu.
    Umar mendekati pria itu dan mengucapkan salam padanya. Pria itu menjawab salam tersebut. Dia tidak mengenal Umar bn. Al-Khaththab.
    Umar bertanya, "Siapa anda dan dari mana anda berasal?"
    Pria itu menjawab dengan nada yang sangat sedih, "Saya adalah seorang pria penduduk Arab Badui (pedalaman). Saya datang ke kota Madinah ini, untuk mengambil pemberian Amirul Mukminin Umar bn. Al-Khaththab. Saya mengambil pemberian itu, karena keutamaan beliau yang sudah terkenal. Karena saya mendengar bahwa beliau senantiasa memberi ke seluruh manusia."
    Umar masih mendengar suara rintihan wanita itu, beliau bertanya, "Suara apa itu? Suara yang sangat menyayat hati. Dan saya pernah mendengar suara seperti ini di rumah. Mohon beritahu saya, wahai fulan –semoga Allah memberimu rahmat-.
    Pria itu menjawab, "Wahai saudaraku! Pergilah! Urus masalahmu sendiri –semoga Allah memberimu rahmat-. Tinggalkanlah saya!
    Umar kembali berkata, "Ini merupakan urusan saya. Tidakkah Allah memberimu petunjuk?"
    Akhirnya, pria itu menjelaskan dengan sedih hati, "Wanita itu adalah istri saya. Waktunya untuk melahirkan, nampaknya datang malam ini."
    Umar kembali bertanya, "Apakah ada seorang wanita yang dapat membantunya?"
    "Tak ada seorangpun wanita yang dapat membantunya. Kami sampai di sini pada malam hari. Di tempat ini, hanya kami berdua saja," ujar pria itu.
    Mendengar jawaban itu, Umar segera bergegas lari menuju rumahnya. Beliau membangunkan istrinya Ummu Kultsum bt. Ali, beliau berkata padanya, "Wahai istriku! Apakah engkau mau memperoleh pahala yang Allah akan berikan padamu?
    "Perbuatan apa itu, wahai Amirul Mukminin?", tanyanya
    "Ada seorang wanita dari badui yang sudah waktunya untuk melahirkan. Dia adalah orang asing disini, tak seorang pun sanak saudaranya yang ada di sini", jelas Umar ra.
    Ummu Kultsum menjawabnya dengan tegas, "Baik. Saya akan menolongnya, jika anda menghendaki dan mengizinkan saya untuk keluar."
    "Saya senang sekali, jika engkau dapat menolongnya. Cepatlah! Persiapkan segala sesuatu yang dapat berguna untuk menolongnya dan mempermudah persalinannya. Jangan lupa bawa beberapa potongan kain dan minyak serta kebutuhan lain yang diperlukan," jelas Umar
    Istri beliau mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk persalinan. Umar ra berkata, "Wahai istriku! Siapkan untuk saya, panci, minyak goreng dan biji-bijian."
    Ummu Kultsum segera memberikan semua yang diminta oleh suaminya. Amirul Mukminin membawa panci, minyak samin dan biji-bijian. Seolah-olah beliau seorang kuli pasar yang membawa berbagai macam bawaan. Sedangkan Ummu Kultsum berjalan di belakang suaminya, sambil membawa berbagai macam kebutuhan. Hingga akhirnya mereka berdua sampai di tenda yang dituju. Umar berkata pada istrinya, "Masuklah dan bantu persalinan wanita itu!"
    Umar mendekati suami wanita itu. Beliau mempersiapkan panci untuk membuat makanan dan berkata padanya, "Tolong kamu nyalakan api!"
    Pria itu mempersiapkan api dan selanjutnya Umar mulai membuat makanan. Beliau menunggunya hingga masak. Menjelang pagi, lahirlah anak itu, Ummu Kultsum pun berteriak kegirangan, "Wahai Amirul Mukminin, anaknya telah lahir!"
    Betapa terkejutnya pria itu, tatkala mendengar kata 'Amirul Mukminin'. Rasa takut dan khawatir mulai menyelimutinya. Apakah masuk akal, seorang Amirul Mukminin berada di hadapannya sedang memasak makanan. Beliau juga membawa panci, minyak samin dan biji-bijian untuknya!!
    Pria itu menghampiri Umar sambil memohon ampun, "Janganlah anda menghukum saya, wahai Amirul Mukminin!"
    Namun, Umar tidak marah. Dia berusaha untuk menenangkan pria itu dan berkata padanya, "Duduklah! Janganlah anda merasa sungkan dan berat hati, karena perkara ini."
    Pria itu kembali menjadi tenang dan berterima kasih atas perlakuannya ini.
    Umar meletakkan makanan yang dibuatnya ke dalam piring. Kemudian dia letakkan di depan pintu tenda. Beliau panggil istrinya agar mengambil piring itu dan beliau memintanya untuk menyuapkan kepada wanita tersebut.
    Setelah Umar dan istrinya merasa yakin akan kondisi wanita dan anaknya yang baru lahir itu, mereka berdua memohon diri. Umar berkata pada pria itu, "Jika pagi telah tiba, datanglah ke Madinah. Nanti saya akan memberikan sesuatu pada anda, insya Allah.
    Pada hari berikutnya, pria itu pergi menuju Madinah. Dia menemui Amirul Mukminin Umar ra. Selanjutnya beliau memberikan bekal kepada pria itu. Pria itu pulang ke keluarganya dengan rasa gembira. Ia bergembira dengan semua yang dilihat dan didengarnya serta yang dia peroleh dari baitul mal.  (arnab) (dikutip dari terjemahan 150 Kisah Orang-Orang Shalih Dan Zuhud Jilid 2 Oleh Mansur Abdul Hakim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar