Minggu, 26 Juni 2011

ALI RA DAN PERANG KHAIBAR

Rasulullah Saw mengepung kaum Yahudi di Khaibar sebelum mereka menyerangnya dengan kekuatan. Yahudi adalah musuh Allah Swt, karena mereka telah mencaci Allah Swt, membunuh para Nabi, menyimpangkan firman Allah Swt, dan mengganti syariat-syariat Allah Swt. Tapi sekarang kita lihat mereka duduk di meja perundingan, berdiskusi tentang masa depan umat Islam!!
Nabi Saw mengepung mereka dan berusaha untuk memasuki kota Khaibar namun agak kesulitan. Beliau mengutus Abu Bakar r.a., tapi ia tidak mampu. Beliau mengutus Umar r.a., tapi beliau juga tidak sanggup . Orang-orang direlung keresahan yang berkepanjangan. Pada pertengahan suatu malam Rasulullah Saw bangkit bersabda,
“Akan aku berikan bendera ini besok kepada seseorang yang mencintai Allah Swt dan Rasul-Nya, serta Allah Swt dan Rasul-Nya mencintainya, dengannya Allah Swt akan memberikan kemenangan.” Malam itu orang-orang saling bertanya-tanya, siapakah di antara mereka yang besok akan diberi bendera. Ketika pagi menyingsing, bersegera mereka ke Rasulullah Saw. Semuanya berharap dialah yang akan diberi bendera, lalu bersabda Rasulullah Saw, “Dimanakah Ali bin Abi Thalib?” mereka menjawab, “Dia sakit mata wahai Rasulullah Saw.” beliau bersabda, “Panggil dan bawa dia kemari.” Ketika Ali datang, beliau menyembur kedua matanya dan mendoakannya hingga sembuh, seakan-akan matanya tak pernah sakit. Lalu beliau memberikan bendera itu padanya. Ali ra berkata, “Wahai Rasulullah Saw, apakah aku menyerang mereka hingga mereka menjadi seperti kita?” beliau bersabda, “Tembuslah dengan perlahan, hingga jika kau telah sampai di tengah-tengah mereka, berdoalah untuk mereka dan katakan pada mereka apa-apa hak Allah Swt yang diwajibkan bagi mereka. Demi Allah, kalau Allah Swt memberikan petunjuk kepada satu orang saja lebih baik bagimu daripada seekor unta merah (unta termahal).”( Diriwayatkan oleh Bukhari (4/207).)
Ali r.a. maju membawa bendera, dia berdiri di pagar para 'saudara monyet dan babi' seraya menyeru mereka pada kebenaran dan keadilan. “Hai manusia, dengarlah, perhatikan, bangunlah,” tetapi karena mereka itu adalah 'monyet' yang tidak paham walaupun ia melihat isyarat dan ucapanmu, juga 'babi' yang tertutup mata hatinya hingga tidak mendengar dan memperhatikan sedikitpun.
  Ketika Ali r.a. melihat bahwa perundingan itu tidak bermanfaat dan tidak menghasilkan jalan keluar, dia mempunyai cara lain yaitu dengan memanggil salah satu pahlawan mereka untuk bertanding di hadapan khalayak ramai. Maka turunlah Marhab seorang Yahudi yang pemberani seraya berkata,
“Khaibar telah tahu bahwa aku ini Marhab.
Penghunus pedang dan pahlawan berpeng alaman.
Jika peperangan tiba ia berkobar-kobar.”
Ali bin Abi Thalib r.a. juga turun seraya mengulang-ulang kata,
“Akulah yang ibuku juluki yang gesit.
Bagai singa hutan yang buruk rupa.
Aku menimbang mereka dengan pedang bagai timbangan besar.”
Ash-Shiddiq r.a. mengalah kepada Ali bin Abi Thalib r.a. untuk melawan Marhab seorang Yahudi itu, dan Ali r.a. akhirnya membunuhnya. Diriwayatkan bahwa Ali r.a. membelah Yahudi itu menjadi dua. Dengan demikian Ali r.a. menaklukkan Khaibar sebagaimana yang Rasulullah Saw kabarkan, “Akan aku berikan bendera ini besok kepada seseorang yang mencintai Allah Swt dan Rasul-Nya serta Allah Swt dan Rasul-Nya mencintainya, Allah Swt akan memberikan kemenangan melalui dirinya.”
Mengapa kita sekarang berbicara tentang Ali r.a.? Mengapa hari ini kita mengkhususkan Ali bin Abi Thalib?
Hari ini kita berbicara tentang Ali bin Abi Thalib r.a. karena dialah pahlawan perjuangan itu. Sedangkan kita perlu berjuang, namun tak mampu berjuang. Kita umat Islam yang membiarkan pucuk pimpinan diserahkan pada orang lain. Umat yang telah kehilangan kemuliaannya, karena tak lagi memiliki pahlawan perjuangan.
Umat yang keputusannya ada di tangan orang lain karena ia tak mampu melawan.
Ali bn. Abu Thalib adalah seorang pemberani. Ketika perang Khaibar, beliau berhadapan dengan Marhab, seorang Yahudi Khaibar. Yahudi ini terkenal sebagai seorang pemberani dan dia menggertak Ali bahwa dirinya adalah seorang pemberani yang sudah terkenal di Khaibar. Bagaimana dengan sikap Ali? Ternyata Ali tetap maju menghadapi Marhab, Yahudi Khaibar.
Bagaimana sikap kaum muslimin di dunia menghadapi Israel (alias Yahudi) yang saat ini masih menjajah Palestina? Apakah kaum muslimin tetap maju menghadapi Israel, walaupun Israel didukung oleh negara adi daya? Jawabnya, memang benar ada sebagian kaum muslimin berani berjuang menghadapi Israel Laknatullah, mereka tidak takut pada Israel dan negara-negara pendukungnya. Yang mereka takutkan hanyalah Allah. Namun, sayang sekali masih ada sebagian kaum muslimin yang enggan, tidak berani menghadapi Israel. Mereka telah terkena oleh penyakit Wahn, cinta dunia serta takut mati. Bagaimana agar penyakit Wahn ini dapat lenyap? Jawabnya hanya satu yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi yang dari yang lain, sebagaimana sahabat Ali bn. Abu Thalib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar