Dalam buku Mengikat Makna, karya Hernowo, kita diminta untuk coba melakukan hal itu. Bermula dari satu kata. Kata SAYA, misalnya. Bagaimana bila huruf-huruf itu dibolak-balik atau ditukar posisinya, apakah ada maknanya. Dari kata SAYA, bisa menjadi AYAS, AAYS, AASY, SYAA, YAAS. Apakah selain kata SAYA itu ada maknanya? Apakah kata SAYA akan bermakna AKU, jika huruf A di akhir kata dihilangkan?
Selanjutnya cobalah hal ini diterapkan dalam sebuah kalimat. Misalnya; kalimat “Thufail bin ‘Amr Ad adalah kepala kabilah Daus pada masa jahiliyah”.
Mari kita soroti ‘KEPALA KABILAH DAUS’. Bagaimana jika kata KABILAH dihilangkan? Maka akan menjadI KEPALA DAUS. Bagaimana jika kata DAUS dihilangkan? Maka akan menjadi KEPALA KABILAH. Bagaimana jika kata KEPALA dihilangkan? Maka akan menjadi KABILAH DAUS.
Sebuah kata itu ternyata amat berharga. Bahkan sebuah huruf pun amat berharga. Hilang satu kata, bisa bermakna beda. Bahkan hilang satu huruf, bisa berarti lain.
Mari kita perhatikan kembali kalimat lainnya “Dia (Thufail, red) termasuk bangsawan Arab yang terpandang dan seorang pemimpin yang memiliki kharisma.”
Karena Thufail bukan satu-satunya bangsawan Arab, maka disisipilah kata termasuk atau salah seorang. Begitu pentingnya kata termasuk untuk disisipi dalam kalimat di atas.
Cobalah lakukan hal ini, Insya Allah kita akan memperoleh gambaran tulisan yang lebih jelas, lebih dalam pemahamannya.
TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN
FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar