TAKDIR ALLAH TELAH BERLALU ATAS DIRI MEREKA
Di dalam kisah berikut ini, kita akan menyaksikan do’a seorang wanita yang tidak dikabulkan. Wanita ini menyangka bahwa dirinya dizalimi. Padahal tidak. Kisah berikut ini akan saya sambung dengan satu kisah yang menjelaskan bahwa wanita itu tidak dizalimi. Kisah ini juga menjelaskan bahwa khalifah Harun ar-Rasyid adalah seorang laki-laki yang saleh. Dia tidak pernah menzalimi seorang pun. Wanita itu adalah wanita yang berasal dari keluarga Barmaki. Dia sendiri yang telah mencoreng nama keluarga.
Sekarang, marilah kita baca kisah tersebut.
Suatu ketika, seorang wanita datang menemui khalifah Harun ar-Rasyid. Pada saat itu, dia sedang duduk dikelilingi para sahabatnya.
Wanita itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, Semoga Allah meneduhkan matamu, membuatmu bahagia dengan apa yang Dia anugerahkan, dan semoga selalu menyempurnakan kebahagiaanmu. Sungguh engkau telah memimpin namun menyimpang dari kebenaran.”
Harun Ar-Rasyid menjawab, “Siapa Anda?”
“Saya berasal dari keluarga Barmaki. Para laki-laki Barmaki, telah engkau bunuh. Engkau telah mengambil harta kekayaan mereka,” jawab wanita itu.
Harun ar-Rasyid menjawab, “Bukankah kaum laki-laki Barmaki telah ditentukan takdirnya oleh Allah. Selanjutnya Allah melaksanakan takdir itu. Sedangkan masalah harta akan dikembalikan padamu.”
Kemudian Harun ar-Rasyid berkata kepada para sahabatnya yang ada di sana, “Apakah kalian memahami apa yang dikatakan pertama kali oleh wanita itu?”
Mereka menjawab, “Yang kami ketahui hanyalah kebaikan.”
Dia kembali berkata, “Saya tidak menyangka pemahaman kalian seperti itu. Ucapannya yang berbunyi, ‘Semoga Allah meneduhkan matamu’, artinya semoga Allah menenangkan matamu. Jika mata telah tenang dan tidak bergerak, maka itu berarti semoga Allah membutakan matamu.
Dia kembali berkata, “Saya tidak menyangka pemahaman kalian seperti itu. Ucapannya yang berbunyi, ‘Semoga Allah meneduhkan matamu’, artinya semoga Allah menenangkan matamu. Jika mata telah tenang dan tidak bergerak, maka itu berarti semoga Allah membutakan matamu.
Selanjutnya, ucapannya yang berbunyi ‘membuatmu bahagia dengan apa yang Dia anugerahkan’. Ungkapan ini diambilnya dari ayat, “Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."(QS. al-An’am [6]: 44)
Ucapannya yang berbunyi, ‘Allah telah menyempurnakan kebahagiaanmu.’ Ungkapan ini diambilnya dari sebuah sya’ir yang artinya,
Jika suatu perkara sudah sempurna, maka akan
nampak kekurangannya
Kemusnahan akan selalu membayangi, jika dikatakan telah
sempurna
Ucapannya yang berbunyi, ‘Engkau telah memimpin namun menyimpang dari kebenaran.’ Dia mengutipnya dari ayat, “Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam."(QS. al-Jin [72]: 15)
Mendengar penjelasan Harun ar-Rasyid, para sahabatnya terkejut.
Semua ungkapan wanita itu adalah doa buruk atas khalifah Harun ar-Rasyid. Doa itu tidak dikabulkan, karena dia bukanlah seorang yang teraniaya. Bahkan dia termasuk dari kalangan orang-orang zalim (keluarga Barmaki). Orang-orang Barmaki sendiri telah mengakui hal itu. Untuk lebih jelas, nanti kita akan membaca kisah orang-orang Barmaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar