(97) Anak Perempuan yang Berbakti
Rasulullah SAW berkata kepada seorang laki-laki Anshar, “Nikahkanlah dengan saya anak perempuanmu.”
“Ya, dengan senang hati ya Rasulullah.” Kata sahabat tersebut.
“Tapi, bukan untuk saya nikahi sendiri.” Kata Rasulullah.
“Untuk siapa, ya Rasulullah.” Tanya sahabat.
“Untuk Julaibib.” Kata Rasulullah.
“Ya Rasulullah, saya masih ingin bermusyawarah dengan ibu anak saya dulu.”
Julaibib adalah seorang yang fakir, tidak mempunyai harta kekayaan sama sekali, dia mempunyai gangguan kesehatan sehingga hidupnya tidak menentu.
Laki-laki Anshar tersebut pergi menemui istrinya, menceritakan permasalahan yang dibicarakan dengan Nabi. Sang istri menolak, akan tetapi sang anak perempuan mendengar pembicaraan kedua orangtuanya.
Anak perempuan itu berkata kepada mereka berdua, “Apakah kalian akan menolak keinginan dan perintah Rasulullah SAW. Serahkan saya kepada dia, saya yakin dia tidak akan menyia-nyiakan saya.”
Perempuan itu pun menikah dengan seorang sahabat yang bernama Julaibib, demi menuruti perintah Rashulullah SAW. Julaibib meninggal di sebuah peperangan, setelah berhasil membunuh tujuh orang kafir. Rasulullah berdiri di sampingnya, seraya bersabda, “Dia membunuh tujuh orang kafir, kemudian mereka membunuh dia, ini bagian diri saya, dan saya bagian dari dia, ini bagian dari saya, dan saya bagian dari dia.” —Beliau mengulangnya hingga dua atau tiga kali. Kemudian beliau meletakkan Julaibib ke pundaknya, kemudian beliau menggali kuburan dan meletakkan di pusaranya, seraya mendoakan istri Julaibib, “Ya Allah, berikanlah dia kebaikan yang melimpah, dan berilah dia kemudahan dalam menjalani kehidupannya.”
Istri Julaibib termasuk bagian dari perempuan Anshar yang kaya, dan suka menafkahkan hartanya di jalan Allah Swt.[1]
[1]Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam “Musdad”, dan diriwayatkan oleh Muslim dan Baihaqi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar