Sabtu, 15 Februari 2014

MBAK DEWIQ DAN MBAK ASMA NADIA

MBAK DEWIQ DAN MBAK ASMA NADIA

Siapa yang tidak kenal dengan Dewiq. Saat ini nama Dewiq sudah amat dikenal anak muda, terutama para penikmat musik. Julukannya The Hits Maker. Ya, The Hits Maker. Banyak lagu karya Dewiq menjadi hits. Sebut saja Cinta Pertama (Sunny)-nya BCL (Bunga Citra Lestari). Klik, lagu yang dinyanyikan oleh Ussy. Lagu yang dinyanyikan oleh duo abg T2, lagu yang dinyanyikan oleh Rio Febrian bertitel Jenuh, semuanya menjadi hits dan hasil karya tangan dingin Dewiq.

Dalam suatu wawancara, Dewiq ditanya tentang proses kreatifnya dalam menciptakan lagu. Dia menjelaskan bahwa proses kreatifnya dimulai dengan mendengarkan curhatan orang lain. “Saya dengar, diserap, mencoba ikut merasakan, dicatat dalam handphone dan sesampainya di rumah coba ditulis dalam bentuk lirik lagu. Selanjutnya dicoba diiringi dengan piano atau gitar. Dampak positif dari ini, saya menjadi lebih memahami orang lain.” Itulah salah satu proses kreatif Dewiq dalam menciptakan lagu.

Bagaimana dengan mbak Asma Nadia? Di dalam buku “Proses Kretif Penulis Hebat”, mbak Asma menjelaskannya.

“Menulis cerita remaja, gak perlu rumit-rumit, ide ada di sekitar kita, kalo buntu tinggal korek aja dari nara sumber. Saya yakin, para ABG dengan sukacita meladeni. Dasarnya usia segitu senang ngobrol, curhat…..kadang ngerumpi.”

Mbak Asma meneruskan, “Sejak tulisan pertama saya, cerpen Surat Buat Asadullah di Surga sampai dengan sekarang, saya dapat banyak surat. Isinya curhat dari pembaca remaja, gak selembar dua lembar. Ada yang tebal banget dan di bawah surat ditulis; silahkan mbak, kalau mau dijadiin novel, he,,,,,,he……. Belum lewat e-mail, belum yang tahu-tahu ngebel. Mbak Asma Nadia, lagi ngapain? Boleh curhat nggak?”

Pokoknya yang namanya bahan, seabrek. Saya pikir, mereka yang cerita itu juga udah pada ikhlas. Ridha gitu kalo bahan ceritanya, dijadiin cerpen. Siapa suruh curhat pada penulis? (dikutip dari buku “Proses Kretif Penulis Hebat”, hal 12)

“Telah lama saya meneropong, tidak hanya ke dalam hati sendiri, melainkan mencoba masuk ke bilik hati perempuan lain, lewat kisah-kisah yang mereka bagi kepada saya. Selama bertahun-tahun pula saya mencatat berbagai kisah itu dalam ruang hati, seraya berharap suatu hari bisa menuliskannya.” (dikutip dari buku “Catatan Hati Seorang Istri”, karya Asma Nadia)

Dua keadaan penulis di atas memiliki kesamaan. Sama-sama berangkat dari mendengar curhat orang lain. Mbak Dewiq menelorkan lagu-lagu yang kemudian menjadi hits, bermula dari mau peduli pada keluh kesah orang lain. Mbak Asma yang juga berulang kali membuat tulisan best seller, berangkat dari empati pada keluhan orang lain.

Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu cara untuk memahami kesulitan orang lain dan mungkin selanjutnya, kita dapat membantu. Atau paling tidak dapat meringankan bebannya. Atau, dapat menjadi ide sebuah tulisan dan lagu. Suatu keuntungan yang berlipat ganda. 




TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar