(58) Maskawin Ummu Sulaim binti Malhan r.a.
Dia adalah ibu kandung Anas bin Malik, pelayan Rasulullah SAW. Masuk Islam sejak di Makkah. Dia ditinggalkan oleh suaminya sebab benci kepada Ummu Sulaim karena memeluk Islam. Suaminya pergi ke Syam, dan terbunuh di negara itu.
Ketika Anas sudah beranjak dewasa, Abu Thalhah al-Anshari hendak menyunting Ummu Sulaim untuk dijadikan istri, pada saat itu Abu Thalhah masih musyrik. Ummu Sulaim menolak lamaran Abu Thalhah, dan Ummu Sulaim memberitahukan kepada dia bahwa seorang muslimah tidak boleh menikah dengan seorang musyrik, Ummu Sulaim juga berbicara banyak kepada Abu Thalhah tentang Islam, dan mendorongnya untuk memeluk Islam, hingga akhirnya Abu Thalhah benar-benar tertarik kepada Islam, dan mendeklarasikan bahwa dia telah memeluk Islam. Kemudian Ummu Sulaim berkata kepada Abu Thalhah, “Saya akan menikah denganmu, dan saya tidak akan meminta maskawin apa pun selain Islam.”
Maskawin Ummu Sulaim adalah maskawin yang paling berharga. Hingga dikatakan bahwa tidak ada maskawin yang lebih berharga dari maskawin Ummu Sulaim, yaitu Islam.
(59) Ummu Sulaim dan Keyakinan yang Sempurna
Setelah Ummu Sulaim binti Malhan menikah dengan Abu Thalhah al-Anshari, dia melahirkan seorang anak. Pada suatu ketika, anaknya jatuh sakit, sementara Abu Thalhah sedang tidak ada di rumah, hingga akhirnya anak tersebut sakit. Ummu Sulaim bersiap-siap untuk mengebumikan anaknya, dan berkata kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, “Saya mohon agar kalian tidak memberitahukan kepada Abu Thalhah tentang kematian anaknya.”
Abu Thalhah pulang dari perjalanannya, sementara Ummu Sulaim berdandan untuk menyambut suaminya. Tiba-tiba Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim, “Apa yang sedang dilakukan Abu ‘Umair —dia menanyakan anaknya—?”
Ummu Sulaim berkata, “Saat ini dia lebih tenang dari biasanya.”
Ummu Sulaim menyediakan makan malam untuk Abu Thalhah. Mereka berdua melewati malam mereka dengan baik. Kemudian Ummu Sulaim berkata kepada suaminya, “Ya Abu Thalhah, bukankah engkau pernah melihat keluarga fulan pernah meminjam sesuatu kepada orang lain, dan mereka menikmati pinjaman itu. Ketika pinjaman itu diminta, mereka keberatan untuk mengembalikannya.”
Abu Thalhah berkata, “Mereka tidak memenuhi hak mereka.”
Ummu Sulaim berkata, “Anakmu adalah titipan dari Allah, Allah telah mengambilnya kembali.”
Abu Thalhah mengucapkan Innâ LilLâhi wa Innâ ilaihi râji’ûn, dan memanjatkan puji kepada Allah, seraya berkata, “Demi Allah, saya tidak akan membiarkanmu, mengalahkan saya dalam kesabaran.”
Keesokan harinya, mereka berdua datang menghadap Rasulullah. Ketika Rasulullah melihat Abu Thalhah, beliau bersabda, “Mudah-mudahan Allah memberkati kalian, dalam malam yang kalian lalui.”
Tak lama kemudian Ummu Sulaim mengandung ‘Abdullah bin Thalhah. Keberkahan tampak pada anak itu, yang berupa karunia keturunan dari anak itu, orang-orang yang shalih. Bahkan ada yang mengatakan, bahwa ‘Abdulllah bin Thalhah mempunyai tujuh anak, semuanya hafal al-Qur’an.
(60) Ummu Sulaim dan Atsar-atsar Rasulullah SAW
Pada suatu ketika Rasulullah SAW pernah datang berkunjung ke Ummu Sulaim. Ketika matahari berada di atas kepala, beliau tidur di lantai rumah Ummu Sulaim. Rasulullah berkeringat. Tiba-tiba Rasulullah bangun, sementara Ummu Sulaim sedang menyeka keringat beliau, seraya beliau bersabda, “Apa yang kamu lakukan?”
Ummu Sulaim berkata, “Saya ambil keringat ini, demi berkah yang keluar dari tubuhmu.”
Ummu Sulaim mengambil keringat Nabi dan dicampurkan dengan minyak wangi miliknya.[1]
Ummu Sulaim juga meletakkan keringat Nabi dalam kantong air dan dia meminum dari kantong air tersebut.
Rasulullah juga memberikan sebagian rambut beliau kepada Ummu Sulaim.[2]
Ummu Sulaim adalah salah seorang bibi Rasulullah SAW, dari saudara sesusuan.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar