UMAR RA DAN SEORANG PEREMPUAN DARI QURAISY
Umar bin Al-Khaththab ra. –pada saat itu beliau sedang menjadi Khalifah- berdiri dan menyeru kaum muslimin. Beliau ra. menyerukan agar biaya mahar tidak terlalu mahar. Kemudian beliau ra. memberikan batasan besarnya biaya mahar. Beliau ra. berkata, "Janganlah kalian membayar mahar lebih dari 40 Uqiah. Walaupun wanita yang kalian nikahi adalah gadis yang berada dalam kesengsaraan. Saya tetap tidak akan memberi tambahan, walaupun berasal dari baitul mal."
Dari barisan wanita, muncul seorang wanita dan berkata, "Wahai Umar! Apa ini?"
Umar ra. bertanya, "Memangnya kenapa?"
Karena Allah swt berfirman, "Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?" (QS An-Nisaa' (4):20).
Mendengar penjelasan ini, Umar berkata, "Wanita ini benar dan saya yang salah." (* Tafsir Ibnu Katsir)
Di dalam riwayat yang lain, Umar ra. berkata, "………Saya tidak mengerti bila seorang pria memberikan mahar pernikahannya lebih dari 400 dirham."
Kemudian beliau ra. turun dari mimbar dan dihadang oleh seorang wanita dari suku Quraisy lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin! Engkau telah melarang umat manusia untuk memberikan mahar pernikahan lebih dari 400 dirham?!"
Beliau menjawab, "Benar!"
Wanita itu kembali bertanya, "Apakah engkau tidak mendengar sebuah ayat Al-Quran yang membahas tentang hal ini?"
Umar ra. menjawab, "Ayat yang mana?"
Wanita menjelaskan, "Saya mendengar sebuah ayat yang artinya, "sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak." (QS An-Nisaa' (4):20).
Mendengar penjelasan ini, Umar ra. langsung berdoa, "Ya Allah ampunilah saya. Ternyata seluruh masyarakat lebih paham dari Umar."
Kemudian beliau ra. kembali naik ke atas mimbar dan berkata, "Wahai manusia! Tadi saya telah melarang kalian untuk memberikan mahar pernikahan lebih dari 400 dirham. Ternyata saya salah. Oleh karena itu barangsiapa ingin memberikah mahar pernikahan lebih dari jumlah tersebut, maka lakukanlah." (*Tafsir Ibnu Katsir)
Demikianlah ilmu Umar bin Al-Khaththab ra. Padahal beliau adalah khalifah, namun dia mau kembali kepada kebanaran. Kisah ini merupakan pelajaran untuk seluruh ulama, penguasa dan masyarakat umum.(arnab) (dikutip dari terjemahan 150 Kisah Orang-orang Shalih dan Zuhud jilid 3 oleh Mansur Abdul Hakim)
Umar bin Al-Khaththab ra. –pada saat itu beliau sedang menjadi Khalifah- berdiri dan menyeru kaum muslimin. Beliau ra. menyerukan agar biaya mahar tidak terlalu mahar. Kemudian beliau ra. memberikan batasan besarnya biaya mahar. Beliau ra. berkata, "Janganlah kalian membayar mahar lebih dari 40 Uqiah. Walaupun wanita yang kalian nikahi adalah gadis yang berada dalam kesengsaraan. Saya tetap tidak akan memberi tambahan, walaupun berasal dari baitul mal."
Dari barisan wanita, muncul seorang wanita dan berkata, "Wahai Umar! Apa ini?"
Umar ra. bertanya, "Memangnya kenapa?"
Karena Allah swt berfirman, "Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?" (QS An-Nisaa' (4):20).
Mendengar penjelasan ini, Umar berkata, "Wanita ini benar dan saya yang salah." (* Tafsir Ibnu Katsir)
Di dalam riwayat yang lain, Umar ra. berkata, "………Saya tidak mengerti bila seorang pria memberikan mahar pernikahannya lebih dari 400 dirham."
Kemudian beliau ra. turun dari mimbar dan dihadang oleh seorang wanita dari suku Quraisy lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin! Engkau telah melarang umat manusia untuk memberikan mahar pernikahan lebih dari 400 dirham?!"
Beliau menjawab, "Benar!"
Wanita itu kembali bertanya, "Apakah engkau tidak mendengar sebuah ayat Al-Quran yang membahas tentang hal ini?"
Umar ra. menjawab, "Ayat yang mana?"
Wanita menjelaskan, "Saya mendengar sebuah ayat yang artinya, "sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak." (QS An-Nisaa' (4):20).
Mendengar penjelasan ini, Umar ra. langsung berdoa, "Ya Allah ampunilah saya. Ternyata seluruh masyarakat lebih paham dari Umar."
Kemudian beliau ra. kembali naik ke atas mimbar dan berkata, "Wahai manusia! Tadi saya telah melarang kalian untuk memberikan mahar pernikahan lebih dari 400 dirham. Ternyata saya salah. Oleh karena itu barangsiapa ingin memberikah mahar pernikahan lebih dari jumlah tersebut, maka lakukanlah." (*Tafsir Ibnu Katsir)
Demikianlah ilmu Umar bin Al-Khaththab ra. Padahal beliau adalah khalifah, namun dia mau kembali kepada kebanaran. Kisah ini merupakan pelajaran untuk seluruh ulama, penguasa dan masyarakat umum.(arnab) (dikutip dari terjemahan 150 Kisah Orang-orang Shalih dan Zuhud jilid 3 oleh Mansur Abdul Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar