Sejarah Para Khalifah: Sulaiman II, Berbuat Baik pada Non-Muslim
Wednesday, 29 June 2011 07:56 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Sulaiman II (1642-1691) adalah Sultan Turki Utsmani dari 1687 hingga 1691. Adik Muhammad IV ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di kafes (sangkar), sejenis tahanan mewah buat pangeran di Istana Topkapi—yang dirancang untuk memastikan takkan ada pemberontakan.
Saat mendekati kenaikan tahta usai terdepaknya sang kakak pada 1687, Sulaiman II mengira para delegasi datang untuk membunuhnya. Dan satu-satunya cara memengaruhinya agar ia bisa keluar dari istananya adalah dengan menganugerahi pedang khalifah secara seremonial.
Sulit mengendalikan diri, Sulaiman II membuat pilihan cerdas dengan mengangkat Ahmad Faizil Koprulu sebagai Raja Muda. Di bawah kepemimpinan Koprulu, Turki menghambat gerak laju Austria ke Serbia dan membasmi pemberontakan di Bulgaria. Selama gerakan pengambil-alihan Hongaria Timur, Koprulu dikalahkan dan gugur di tangan Ludwig Wilhelm dari Baden di Szlankamen pada 1690. Sulaiman sendiri mangkat setahun kemudian.
Sementara itu, pemerintahan Utsmani terus merosot ketika Sulaiman II berkuasa, dan musuh-musuhnya bertambah ganas. Austria sering merampas posisi-posisi penting di beberapa kota, di antaranya Belgrade pada 1099 H. Sebagaimana Venezia juga menduduki pantai-pantai Dalmasia dan pantai-pantai wilayah timur Laut Adriatik dan beberapa tempat di Yunani. Kekalahan terus-menerus menimpa pemerintahan Utsmani.
Pada masa kekuasaan Sulaiman II, orang-orang Kristen diberi kebebasan untuk membangun gereja di Istanbul maupun di tempat-tempat di mana gereja dirobohkan sebelumnya. Hal ini dijalankan oleh Perdana Menteri Musthafa bin Muhammad Kuberyalali. Ia mengikuti jejak ayahnya dalam menjalankan kekuasaannya. Dia juga akan memberikan sanksi yang sangat keras kepada siapa saja yang melakukan tindakan tidak senonoh terhadap orang-orang Kristen saat mereka melakukan acara-acara ritual keagamaan.
Ini merupakan kesaksian dari pemeluk Kristen atas nilai-nilai toleransi Islam yang telah memberikan rasa aman pada semua manusia dalam hal agama, kehormatan, harta dan darah mereka saat berada dalam lindungan Islam. Perdana Menteri Musthafa gugur di medan perang saat sedang membela agama Allah dalam peperangan melawan orang-orang Yahudi pada 1102 H.
Sultan Sulaiman II wafat pada 26 Ramadhan 1102 H/23 Juni 1691 M, tanpa meninggalkan seorang keturunan sama sekali. Saat meninggalnya, ia hampir berusia 50 tahun. Ia memerintah selama tiga tahun delapan bulan. Sulaiman II dikebumikan di tempat pemakaman kakaknya, Sultan Sulaiman I. Setelah meninggal, ia digantikan oleh saudaranya, Sultan Ahmad II.
Redaktur: cr01
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/06/29/lnj1ah-sejarah-para-khalifah-sulaiman-ii-berbuat-baik-pada-nonmuslim
sumber image:http://history.wisc.edu/sommerville/351/351images/SulaimanII.jpg
Wednesday, 29 June 2011 07:56 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Sulaiman II (1642-1691) adalah Sultan Turki Utsmani dari 1687 hingga 1691. Adik Muhammad IV ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di kafes (sangkar), sejenis tahanan mewah buat pangeran di Istana Topkapi—yang dirancang untuk memastikan takkan ada pemberontakan.
Saat mendekati kenaikan tahta usai terdepaknya sang kakak pada 1687, Sulaiman II mengira para delegasi datang untuk membunuhnya. Dan satu-satunya cara memengaruhinya agar ia bisa keluar dari istananya adalah dengan menganugerahi pedang khalifah secara seremonial.
Sulit mengendalikan diri, Sulaiman II membuat pilihan cerdas dengan mengangkat Ahmad Faizil Koprulu sebagai Raja Muda. Di bawah kepemimpinan Koprulu, Turki menghambat gerak laju Austria ke Serbia dan membasmi pemberontakan di Bulgaria. Selama gerakan pengambil-alihan Hongaria Timur, Koprulu dikalahkan dan gugur di tangan Ludwig Wilhelm dari Baden di Szlankamen pada 1690. Sulaiman sendiri mangkat setahun kemudian.
Sementara itu, pemerintahan Utsmani terus merosot ketika Sulaiman II berkuasa, dan musuh-musuhnya bertambah ganas. Austria sering merampas posisi-posisi penting di beberapa kota, di antaranya Belgrade pada 1099 H. Sebagaimana Venezia juga menduduki pantai-pantai Dalmasia dan pantai-pantai wilayah timur Laut Adriatik dan beberapa tempat di Yunani. Kekalahan terus-menerus menimpa pemerintahan Utsmani.
Pada masa kekuasaan Sulaiman II, orang-orang Kristen diberi kebebasan untuk membangun gereja di Istanbul maupun di tempat-tempat di mana gereja dirobohkan sebelumnya. Hal ini dijalankan oleh Perdana Menteri Musthafa bin Muhammad Kuberyalali. Ia mengikuti jejak ayahnya dalam menjalankan kekuasaannya. Dia juga akan memberikan sanksi yang sangat keras kepada siapa saja yang melakukan tindakan tidak senonoh terhadap orang-orang Kristen saat mereka melakukan acara-acara ritual keagamaan.
Ini merupakan kesaksian dari pemeluk Kristen atas nilai-nilai toleransi Islam yang telah memberikan rasa aman pada semua manusia dalam hal agama, kehormatan, harta dan darah mereka saat berada dalam lindungan Islam. Perdana Menteri Musthafa gugur di medan perang saat sedang membela agama Allah dalam peperangan melawan orang-orang Yahudi pada 1102 H.
Sultan Sulaiman II wafat pada 26 Ramadhan 1102 H/23 Juni 1691 M, tanpa meninggalkan seorang keturunan sama sekali. Saat meninggalnya, ia hampir berusia 50 tahun. Ia memerintah selama tiga tahun delapan bulan. Sulaiman II dikebumikan di tempat pemakaman kakaknya, Sultan Sulaiman I. Setelah meninggal, ia digantikan oleh saudaranya, Sultan Ahmad II.
Redaktur: cr01
Sumber: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/06/29/lnj1ah-sejarah-para-khalifah-sulaiman-ii-berbuat-baik-pada-nonmuslim
sumber image:http://history.wisc.edu/sommerville/351/351images/SulaimanII.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar