Kamis, 23 Juni 2011

JODOH PILIHAN UMAR RA.


Umar bin Abdul Aziz adalah anak dari Laila yang biasa dipanggil dengan Ummu ‘Ashim dan Abdul Aziz bin Marwan. Laila sendiri merupakan anak dari pasangan ‘Ashim -putra Umar bin Khaththab r.a.- dan seorang wanita penjual susu yang bertakwa. Siapakah wanita penjual susu yang bertakwa itu? Mengapa Umar bin Khaththab mau menikahkan putranya dengan wanita ini? Begini ceritanya.
    Malam telah gelap gulita. Kota Madinah telah tertidur lelap. Semua orang sudah dibuai mimpi di rumahnya masing-masing, kecuali seseorang yang masih terjaga. Karena gelisah diusik rasa tanggung jawabnya yang demikian besar. Ditelusurinya jalan-jalan dan lorong sempit kota Madinah yang sempit itu, yang terasa hanyalah kegelapan malam hitam pekat bagai tinta.
    Setiap rumah diamatinya dari dekat. Dipasang telinga dan matanya baik-baik, kalau-kalau ada penghuninya yang masih terjaga karena lapar atau tak dapat memicingkan matanya karena sakit atau yang merintih dalam penderitaan atau barangkali ada seorang pengelana yang sedang terlantar.
    Orang yang sedang mengamati kondisi rakyat kota Madinah itu, tak lain adalah khalifah Umar bin Khaththab r.a.
    Karena letihnya, beliau menyandarkan tubuhnya pada sebuah dinding rumah kecil dan buruk. Dia duduk di tanah sambil mencoba beristirahat barang sejenak. Kalau letih pada kedua kakinya sudah terasa berkurang, ia bermaksud melanjutkan langkahnya ke masjid, sebab tidak lama lagi fajar segera akan menampakkan diri.
    Tiba-tiba di saat ia duduk bertelekan pada kedua tangannya, didengarnya ada suara lirih dalam gubuk itu. Suara itu merupakan percakapan yang terjadi antara seorang ibu dengan anak gadisnya tentang susu yang baru saja mereka perah dari kambing mereka untuk dijual di pasar, pagi hari nanti.
    Amirul Mukminin memasang telinganya lebih baik lagi untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
    “Nak, campur saja susu itu dengan air!” kata si ibu
    “Tidak boleh bu. Amirul Mukminin melarang kita mencampur susu yang akan dijual dengan air,” jawab si gadis itu.
    “Tetapi semua orang melaksanakan hal itu nak, campur sajalah! Toh Amirul Mukminin tidak melihat kita melakukan hal itu.
    “Bu, sekalipun Amirul Mukminin tidka melihaat kita, namun Rabb dari Amirul Mukminin pasti mengetahuinya!” jawab puterinya itu
    Mendengar ucapan si gadis tadi, berderailah airmata Amirul Mukminin, ia tak kuasa menahan tangis yang menyesak dadanya. Airmata yang berderai saat itu bukanlah airmata kesedihan melainkan airmata bangga dan kegembiraan.
    Singkat cerita Umar bin Khathab menikahkan putranya yang bernama ‘Ashim dengan gadis penjual susu itu. Nama gadis penjual susu itu adalah Ummu 'Imarah binti Sufyan bin Abdullah bin Rabi'ah Ats-Tsaqafi. Dari pernikahan mereka lahirlah Laila yang tak lain dan tak bukan adalah ibunda dari Umar bin Abdul Aziz. (arnab) (dikutip dari buku Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah, Khalid Muhammad Khalid, CV Diponegoro)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar