Sabtu, 18 Juni 2011

ASTRONOM MUSLIM ASAL CINA: MA YIZE (910 - 1005 M)

ASTRONOM MUSLIM ASAL CINA: MA YIZE (910 - 1005 M)

Rasulullah SAW pernah bersabda
“uthlubul ilma walau bi al shin”
Artinya “Carilah ilmu sekalipun ke negeri China”
Hal ini lah yang mungkin  menginspirasikan Ma Yize untuk menjadi ilmuwan/ astronom terkenal di masa Dinasti Song. Seperti yang telah dipelajari dalam sejarah perkembangan ilmu astronomi di bawah kekhalifahan Islam sangatlah pesat, dampaknya menjalar ke seluruh wilayah di dunia, termasuk negeri Cina. Penyebaran astronomi Islam masuk ke China sekitar abad ke-10, pada masa kekuasaan  Dinasti Song,  yang merupakan salah satu kekaisaran besar di Cina. Di era kekuasaan Dinasti Song, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Para penguasa dinasti itu meniru para khalifah di dunia Islam yang mendukung berkembangnya pengetahuan dan teknologi
Pada zaman itu, penguasa Dinasti Song sangat tertarik pada sains. Kaisar Taizu (berkuasa 950- 976) begitu mengagumi studi astronomi yang telah berkembang sangat pesat di dunia Islam. Sang Kaisar pun berupaya keras untuk mengembangkan ilmu yang menguak rahasia langit itu.
Penyebaran astronomi Islam di Tiongkok ternyata memang telah berlangsung pada era tersebut. Fakta itu terkuak setelah seorang ilmuwan Taiwan bernama Prof Luo Xianglin pada 1968 menemukan sebuah buku berjudul The Huai Ning Ma Family Tree di Perpustakaan Studi Asia Timur, Columbia University, Amerika Serikat. Dalam bukunya disebutkan bahwa Ma Yize merupakan penyebar astronomi Islam di Cina
Prof Luo menemukan fakta bahwa Ma Yize terlahir di Rumi pada Rabiul Awal 308 H. Leluhur Ma Yize merupakan orang Arab yang datang dari daerah antara Yaman dan Oman di semenanjung Arab. Nama Ma sendiri merupakan sebutan Muhammad dalam bahasa Cina, sedangkan kata “Yi” dapat berarti Islam, Ismail atau Ibrahim dan kata Ze sendiri bisa berarti Rahman atau Rozak.
Menurut buku tersebut Ma Yize adalah astronom muslim yang cerdas dan rajin melakukan observasi tentang ilmu astronomi. Ia datang ke Cina pada usia 40 tahun. Saat Ma Yize masih di Cina, ia membantu Wang Chuna dalam menghimpun beberapa arsip/tugas astronomi, termasuk Yingtianli  (Calendar of Corresponding Heavens). Ma Yize kemudian terkenal dan menjadi panutan bagi para astronom Cina ketika itu. Ia juga merupakan seorang perintis bagi modernisasi astronomi di Cina. Khususnya ia menjadi konsultan dalam berbagai penelitian dan perhitungan astronomi serta penelaahan buku-buku astronomi Arab yang terkenal. Buku-buku tersebut di antaranya:
•    Kitab al-Zij [Al-Battani sive Albatenni Opus astronomicum], 880, oleh Abu'Abdallah al-Battani [Latin: Albategni or Albatenius], 858-929
•    al-Zij al-sabi [The Sabian Tables]
•    Kitab Matali' al-Buruj [On the Ascensions of the Signs of the Zodiac]
•    Kitab Aqdar al- Ittisalat [On the Quantities of the Astrological Applications]

Kitab astronomi yang dialihbahasakan Ma Yize itu merupakan hasil karya astronom Muslim, seperti Muhammad Al-Fazari, Al-Battani, Al- Biruni, As-Shufi (Azhopi), Al- Khawarizmi, Al-Farghani, dan lain-lain. Kemungkinan Ma telah dipengaruhi oleh Al-Battani dan Al-Hamdani. Menurut Prof Fung Kam Wing, seorang guru besar pada University of Hong Kong, faktanya, Ma Yize memang banyak menerjemahkan karya astronomi kedua ilmuwan Muslim tersebut.
Kepandaian Ma Yize sangat menarik hati pendiri Dinasti Song, Kaisar Taizu yang kemudian mengangkatnya sebagai Kepala Departemen Pemantauan Astronomi khusunya dalam hal penanggalan pada tahun 961. Tugasnya adalah untuk mempersiapkan segala hal terkait pengamatan, dan penghitungan aturan dalam fenomena perbintangan, menggunakan metode Islam.
Penemuannya kemudian digunakan oleh Wang Chuna dalam kompliasi Yingtianli, yang diselesaikan pada 963. Perhitungan, berdasar dari sistem 7 hari seminggu serupa dengan kalender Islam, yang pertama kali diadopsi dalam dokumen ini, yang merupakan kehadiran yang penting dalam sejarah metode perkalenderan Cina. Kemungkinan besar Ma Yize banyak memberikan saran dan masukan pada kajian astronomi matematika Islami kepada Cina.
Setelah wafat pada 1005 M, jejak Ma Yize dalam mengembangkan astronomi di Cina dilanjutkan anak dan cucunya. Menurut catatan Huai Ning Ma Family Tree, Ma Yize memiliki tiga anak. Yang tertua bernama Ma Er atau Mail yang berasal dari singkatan Ismail. Setelah usia Ma Yize semakin sepuh, Ma Er kemudian menggantikan posisi ayahnya sebagai ketua pengelola observatorium.
 Menurut Isa, putra keduanya bernama Ma Huai dan yang bungsu bernama Ma Yi. Mereka juga turut mengembangkan ilmu astronomi di Cina. Selain menjadi penguasa dan pejabat di observarotium, mereka juga diposisikan sebagai kaum bangsawan. Inilah salah satu bukti bahwa umat Islam telah turut berjasa besar dalam membangun peradaban Cina.
Namun anaknya yang ketiga, Ma Yi, lebih tertarik dengan dunia militer Cina ketika itu. Jabatan tertingginya dalam dunia militer adalah sebagai wakil deputi panglima tertinggi dari angkatan bersenjata kerajaan. Tidak hanya itu, Ma Yi juga mendapat banyak penghargaan dalam dunia militer. Salah satu penghargaan yang terkenal adalah Tiger and Dragon General.
[ Kiriman: Asqarini ]
 Sumber:
1.    Anton Ramdan, Islam dan Astronomi, Penerbit Bee Media Indonesia, 2009
2.    en.wikipedia.org/wiki/Ma_Yize
3.    dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/ma-yize-astronom-muslim-dari-tiongkok.html
4.    www.absoluteastronomy.com/topics/Society_of_the_Song_Dynasty
dikutip dari www.facebook.com/?sk=messages&tid=1416161579651#!/notes/asqarini-hasbi/astronom-muslim-asal-cina-ma-yize-910-1005-m/10150210743527847

Tidak ada komentar:

Posting Komentar