Kata yang dipilih hari ini adalah
Wastafel, daun pepaya dan motor trail
1. Wastafel (belum lihat Kamus B. Indonesia) keluarga Darsono saat ini sedang bocor. Setiap orang yang cuci tangan di sana, air selalu menetes ke bawah. Memang jika air yang digunakan hanya sedikit, maka air yang menetes juga tidak terlalu banyak. Tapi lain halnya jika, ibu Darsono sedang mencuci beras di wastafel itu. Atau manakala ibu Darsono sedang mencuci daun pepaya yang akan dimasak. Sebab untuk mendapatkan beras dan daun pepaya yang bersih, air yang digunakan juga otomatis harus lebih banyak.
Kalau sudah seperti ini, Dini terkadang juga ikut turun tangan untuk mengeringkan lantai yang basah karena tetesan air dari wastafel. Dini yang sudah pusing dan lelah karena tugas-tugas dari kampus, akan bertambah pusing dan lelah bila menghadapi masalah ini. Bagaimana tidak, radius lantai yang tergenang cukup luas. Bila ini sudah terjadi, Dini terkadang agak kesal. Dia akan bertambah kesal, ketika motor trail adiknya, Dani datang dengan suara meraung-raung. Maklum Dani masih duduk di bangku SLTA. Membunyikan motor trailnya hingga meraung-raung merupakan kesenangan sendiri.
2. Bu Patmi adalah pembantu di rumah bu Ratih. Karena bu Patmi sudah lama ikut bu Ratih, maka hampir semua masakan yang dikuasai bu Ratih, juga dikuasai bu Patmi. Membuat sayuran botok misalnya. Bu Patmi sudah bisa membuat botok daun pepaya.
Bila bu Patmi sudah masak botok daun pepaya, hampir seluruh anggota keluarga bu Ratih makan dengan lahap. Pak Saladin suami bu Ratih yang paling lahap menyantap masakan bu Patmi. Bila sudah makan botok, pak Saladin tidak makan dengan menggunakan sendok dan garpu. Dia memanfaatkan kelima jarinya untuk menyuap makanan. Bila sudah seperti ini, terkadang pak Saladin lupa mencuci tangannya. Dia langsung menuju ruang tamu untuk merokok dan bukannya menuju wastafel.
Karena masakannya yang lezat ini, wajar kalau bu Patmi memperoleh gaji yang cukup besar.
Pada suatu ketika, Adi anak pak Saladin yang baru duduk di kelas 4 SD datang menghampiri bu Patmi yang sedang menghitung lembaran uang gajiannya. “Uang sebanyak itu, mau dibelikan apa mbok?” tanya Adi polos
Bu Patmi menjawab, “Buat beli motor trail.”
“Buat beli motor trail?” tanya bu Ratih yang kaget mendengar jawaban mboknya yang sudah berusia 50 tahun itu.
“Ya, nyonya. Itu Paijo di kampung minta dibeliin motor trail. Dia malu pada teman-temannya yang sudah mempunyai motor. Itulah sebabnya dia minta dibeliin motor trail. Biar lebih gaya katanya, nyah!”
Bu Ratih yang mendengar jawaban bu Patmi ini hanya tersenyum saja.
3. Pernahkah Anda membaca novel karya mas Fahri Asiza, serial Ray? Ray adalah seorang pemuda yang masih bersekolah di SLTA. Dia seorang pemuda shalih dan juga piawai mengendarai motor. Bagaimana jadinya, kalau Ray ikut pertandingan balap motor dengan menggunakan motor trail? Mungkin ceritanya akan menjadi heboh. Lalu bagaimana jadinya jika Ray hobi makan daun pepaya, agar dia dapat menjaga tubuhnya dari serangan nyamuk? Sebab katanya, jika seseorang gemar mengkonsumsi daun pepaya atau sayuran pare, maka dia akan terhindar dari penyakit-penyakit akibat gigitan nyamuk. Karena katanya, nyamuk tidak menyukai darah yang pahit. Mengapa Ray menjadi gemar mengkonsumsi daun pepaya? Karena akhir-akhir ini, Ray gemar mengadakan tahajud bersama teman-temannya di masjid alias mabit. Otomatis mereka semua harus bermalam di masjid. Mulai saat itulah, Ray gemar mengkonsumsi daun pepaya. Karena biasanya yang ikut bermalam dengan mereka adalah kawanan nyamuk entah dari desa mana.
Mungkin mas Fahri Asiza dapat menggambarkan bangkitnya semangat Ray setelah kalah pada pertandingan putaran pertama dengan ilustrasi Ray mencuci muka di sebuah wastafel. Di sinilah rasa segar memenuhi rongga dada Ray dan hal ini memacu semangatnya untuk memenangkan putran kedua balap motor.
TULISAN INI SEBELUMNYA TELAH DIPUBLISH DI AKUN
FACEBOOK SAYA ATAS NAMA ARYA NOOR AMARSYAH